TEMPO.CO, CIREBON - Demo buruh memperingati Hari Buruh Internasional atau May Day di Kabupaten Indramayu diwarnai aksi pemukulan oleh organisasi massa (ormas) tertentu. Pemukulan ini pun segera dilaporkan ke Polres Indramayu.
Insiden ini berawal saat Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI) Kabupaten Indramayu, yang sebagian besar merupakan buruh migas dari berbagai unit pengolahan milik Pertamina, seperti Kilang Balongan, Kilang Mundu, dan Kilang Cemara Indramayu, melakukan aksi dari gerbang Kilang RU VI Balongan.
Setelah melakukan orasi di RU VI Balongan, mereka pun melanjutkan aksi di pendopo Kabupaten Indramayu. Massa melakukan aksi berjalan kaki menuju pendopo. Mereka kemudian melakukan orasi menuntut dihapuskannya sistem kerja outsourcing dan menolak upah murah, termasuk meminta agar upah buruh migas sebesar Rp 2 juta lebih setiap bulannya segera direalisasi.
Meski sudah ditetapkan, hingga kini upah buruh migas masih memakai upah yang lama, yaitu Rp 1.784.000.
Saat hendak berbalik pulang, sekelompok ormas yang tengah berada di pendopo tiba-tiba menyerang kelompok buruh di barisan belakang. "Kami akhirnya memutuskan untuk balik kanan setelah melakukan demo di pendopo. Tapi tiba-tiba barisan belakang kami diserang oleh sekelompok ormas," kata Kholik, koordinator demo buruh tersebut. Ormas itu sendiri sudah berada di pendopo Kabupaten Indramayu saat demo dilakukan.
Kholik sendiri mengaku tidak mengetahui pasti alasan ormas tersebut menyerang kelompok buruh yang akan pulang. "Mungkin mereka tersinggung dengan orasi kami yang menyinggung-nyinggung pemerintah, termasuk pemerintah daerah," ujarnya.
Beberapa buruh yang berada di barisan belakang, selain dipukuli, dilempari batu dan dipukul menggunakan helm. Akibat peristiwa tersebut, sedikitnya lima buruh mengalami luka di bagian kepala dan kaki. Korban kemudian melaporkan serangan itu ke Kepolisian Resor Indramayu.
IVANSYAH