TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Suryamin, menyatakan, laju inflasi pada April 2013 cenderung melambat. Bahkan, inflasi pada April tercatat minus 0,1 persen atau dengan kata lain terjadi deflasi sebesar 0,1 persen.
"Ini deflasi yang cukup baik jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yang masih inflasi sebesar 0,2 persen," kata Suryamin saat menyampaikan data resmi statistik di kantornya, Rabu, 1 Mei 2013.
Deflasi ini, menurut Suryamin, terjadi akibat deflasi yang besar pada komponen kebutuhan bahan makanan sebesar 0,8 persen. "Harga beras dan gabah masih menurun, terutama karena pada April ini ada panen," ujarnya. Pendorong deflasi juga merupakan andil dari komponen kelompok sandang sebesar 0,13 persen.
Sementara itu, kelompok makanan masih menyumbang inflasi sebesar 0,3 persen, diikuti kelompok kesehatan dengan 0,22 persen, dan kelompok jasa keuangan sebesar 0,1 persen. Dengan demikian, laju inflasi tahun kalender Januari-April dan tahunan (yoy) masing-masing tercatat sebesar 2,22 persen dan 5,75 persen.
Suryamin mengatakan, dari 66 kota indeks harga konsumen (IHK), sebanyak 38 kota mengalami deflasi dan 28 kota lainnya masih menyumbang inflasi. Inflasi tertinggi tercatat di Padang dan Medan, masing-masing sebesar 0,81 persen dan 0,74 persen. "Sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Maumere dan Palu, masing-masing sebesar 1,2 persen dan 0,95 persen," ujarnya.
AYU PRIMA SANDI