TEMPO.CO, Barcelona - Pemain legendaris tim nasional Belanda, Johan Cruyff, dianggap sebagai sosok di balik kesuksesan Barcelona dalam beberapa tahun terakhir oleh Josep "Pep" Guardiola. Tanpa Cruyff, Blaugrana tidak akan mampu meraup banyak trofi seperti sekarang.
"Cruyff adalah orang yang telah memulai semuanya. Ia telah menjadi tokoh paling berpengaruh di klub," kata pelatih masa depan Bayern Muenchen itu kepada El Tiempo, Rabu, 1 Mei 2013. Cruyff adalah mantan pemain dan pelatih Barcelona. Selama menjadi pemain, Cruyff memberikan dua gelar juara buat Barcelona.
Sedangkan sebagai pelatih, Cruyff telah mempersembahkan 11 trofi buat klub raksasa Spanyol itu. Selama masa kepelatihannya, Cruyff menerapkan filosofi sepak bola menyerang seperti yang dipakai oleh Ajax Amsterdam dan timnas Belanda. Filosofi itu pun diadopsi dengan baik oleh Guardiola.
Selama empat tahun menangani Barcelona, sejak 2008 sampai 2012, Guardiola menerapkan filosofi sepak bola menyerang milik Cruyff, yang sekarang disebut tiki-taka. Hasilnya pun manis. Guardiola berhasil meraih 14 gelar juara. Dengan raihan itu, Guardiola ditahbiskan sebagai pelatih tersukses sepanjang sejarah Barcelona.
Guardiola menyatakan, tanpa menimba ilmu dari Cruyff, ia tak akan mampu membawa Barcelona sebagai salah satu klub terbaik dunia seperti sekarang. "Semua orang yang datang setelah dia hanya menambahkan sentuhan pribadi," ujar pria berpaspor Spanyol itu. "Namun saya akan tetap berterima kasih kepadanya."
Selain memperkenalkan filosofi sepak bola menyerang, Cruyff menjadi pencetus berdirinya akademi La Masia. Sejumlah pemain berbakat pun lahir dari akademi itu. Sebut saja Lionel Messi, Xavi Hernandez, Andres Iniesta, Sergio Busquets, Gerard Pique, Carles Puyol, Thiago Alcantara, Pedro Rodriguez, dan Guardiola.
GOAL | SINGGIH SOARES TONCE
Baca Juga:
David Moyes Takjub dengan Atmosfer Bundesliga
Jones Sempat Frustrasi di Manchester United
Asisten Pelatih Arema Cronous Jr Terancam Deportasi