TEMPO.CO, Jakarta - Dari berbagai jenis obat, yang paling sering dipalsukan adalah jenis obat untuk sakit gigi yang dijual bebas di gerai tidak resmi. Selain obat untuk sakit gigi, obat untuk menguruskan badan, obat kuat, dan obat suntik juga termasuk dalam obat yang sering dipalsukan.
"Obat generik yang harganya murah juga bahkan ada yang dipalsukan, sedangkan obat dengan persediaan terbatas juga ada yang dipalsukan, yaitu obat malaria," ujar Dokter Spesialis Biomedicine, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Melva Louisa dalam konferensi pers "Soal Sildenafil Palsu" yang diadakan di ruang Kenari, Jakarta Convention Center, Kamis 2 Mei 2013.
Karena itu menurut Melva, ada baiknya membeli obat di gerai resmi seperti apotik atau toko obat yang sudah memiliki lisensi. Sebelum membeli obat, ada baiknya pula memeriksa kemasan pembungkus obat. Sebab dalam kemasan tersebut, akan tertera nama, kode penamaan obat, serta kandungan yang sebenarnya.
"Setiap tanda tersebut sudah bisa dibaca oleh apoteker sebenarnya, karena saat sekolah mereka dibekali kemampuan yang disebut Organoleptic atau kemampuan mengidentifikasi zat berdasarkan bau, tekstur, dan warna," ujar Nurul Falah, Sekretaris Jenderal Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) pada kesempatan yang sama.
Ketua Masyarakat Indonesia Anti Pemalsuan (MIAP) Widyaretna memaparkan beberapa tips untuk menghindari pembelian obat palsu. Pertama lakukan pengecekan pada kemasan obat, di bagian gambar, nomor registrasi, penggunaan bahasa, dan tanda bulatannya. "Secara kasat mata itu obat palsu akan sulit dibuktikan, karena itu harus tau dulu bentuk yang benar kemudian bisa membedakan melalui tekstur, warna dan bau," ujarnya.
Bahkan, sebuah obat palsu menurut Widyaratna dapat dibedakan dari bahasa yang tertera di kemasannya. "Biasanya yang palsu itu menggunakan bahasa yang berbeda dari yang bahasa umumnya," kata Widyaratna. Karena itu, Widyaratna menghimbau, agar aman ada baiknya konsumen membeli obat di gerai resmi. "Jangan takut mahal, karena dampak obat palsu juga parah," tambah Widya.
CHETA NILAWATY