TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah berencana menaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dalam waktu dekat. Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Bidang Usaha Kecil Menengah (UKM) dan Koperasi , Erwin Aksa, berharap agar Usaha Kecil dan Menengah (UKM) beralih menggunakan bahan bakar alternatif terbarukan. Hal ini untuk menghindari dampak kenaikan BBM bagi para pengusaha.
Menurut Erwin, selain menghindari dampak kenaikan BBM, menggunakan bahan bakar tergantikan dapat menekan biaya produksi. "Sekarang, sudah ada yang beralih menggunakan elpiji atau gas," ujar Erwin, Kamis, 2 Mei 2013.
"Pengusaha dituntut untuk melakukan inovasi dalam hal ini," kata Erwin. Kenaikan BBM otomatis menjadi beban bagi para pengusaha. Hal ini dikarenakan BBM termasuk ke dalam biaya produksi.
Erwin meyakini , apabila para pengusaha beralih dengan menggunakan bahan bakar ramah lingkungan atau tergantikan dapat menekan biaya produksi hingga 20 persen. Oleh karena itu, para pengusaha perlu mencoba inovasi teknologi.
Sementara itu, Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia, Andhika Anindyaguna, mengharapkan pemerintah agar mengurangi kendala berusaha. Menurut, Andika, sudah banyak orang yang mau memulai usaha. Sayangnya, mereka terhambat dengan proses yang sulit. "Kendala usahanya seperti perpajakan, birokrasi dan perizinan," ujar Andika.
Menurut Andika, perkembangan pengusaha sudah cukup pesat dalam 5 tahun. Hal ini terlihat pada adanya permintaan masyarakat, kurikulum bisnis di tingkat SMA dan Kuliah, serta gerakan atau komunitas pengusaha. "Perkembangannya akan jauh lebih pesat jika pemerintah mau mendukung," kata dia.
Selain kendala berusaha, Andika mengatakan bahwa kendala juga terdapat pada sumber daya manusia (SDM), penguasaan teknologi dan permodalan. "Sebanyak 67 persen UKM belum sampai pada akses perbankan."
WINNIE AMALIA R