TEMPO.CO, Jakarta-- Lurah Warakas, Jakarta Utara, Mulayadi, dikabarkan sudah menjadi makelar satu unit kamar di rumah susun sewa Marunda sejak 2009. Pengawas Rusun Marunda, Natanael, mengatakan dia menyewakannya dengan harga Rp 1,25 juta per bulan.
"Si penyewa sudah bayar untuk sembilan bulan," kata Nael ketika ditemui di Balai Kota pada Jumat, 3 Mei 2013. Si penyewa menurut Nael adalah seorang kapten kapal yang sedang melanjutkan sekolah pelayaran. (Lihat: Lelang Jabatan Diprotes Lurah dan Tolak Lelang Jabatan, Lurah Warakas Bisa Dipecat)
Nael menjelaskan Mulyadi memperoleh satu unit kamar di blok I. Anehnya, dia mendapat harga subsidi masyarakat tidak mampu. Yaitu Rp 150 per bulan padahal jika untuk masyarakat mampu harganya adalah Rp 350 ribu.
Nael menjelaskan di Marunda ada dua blok yaitu I dan V yang dibolehkan ditempati orang umum. Syaratnya dia harus membayar dengan harga non subsidi. "Jadi siapa pun termasuk Mulayadi boleh tapi harusnya non subsidi," ujarnya.
Nael mengtakan praktek makelar ini menjadikan Mulyadi memiliki pundi kekayaan tambahan. "Bayangi aja dia sebulan sewa Rp 150 ribu tapi orang lain bayar Rp 1,25 juta," ujarnya. Nael menjelaskan saat ini kamar yang dimiliki Mulyadi sudah diputihkan.
Sementara Mulyadi membantah telah menyewakannya. Ia berkata kabar bahwa ia melakukan praktek alih sewa adalah kebohongan. Sebelumnya Lurah Warakas Akui Punya Unit di Rusun Marunda. Ia menyatakan jika dirinya sudah tidak menempati rumah dinas maka ia akan menempati rusun tersebut. "Ah enggak ada. Itu hanya provokator aja," ujarnya.
SYAILENDRA | FIONA PUTRI HASYIM
Topik terhangat:
Susno Duadji | Ustad Jefry | Caleg | Ujian Nasional
Baca juga:
Susno Duadji Menyerahkan Diri di Cibinong
Begini Susahnya Melacak Susno Versi Mabes Polri
Pesan Susno ke Yusril: Saya Minta Dieksekusi
MUI Santai Hadapi Gugatan Para Istri Eyang Subur