Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Para Jagoan Software Meretas hingga Luar Angkasa

image-gnews
Ilustrasi Planet. AP/NASA JPL-Caltech
Ilustrasi Planet. AP/NASA JPL-Caltech
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta--Gedung Freeware di Jakarta Selatan terlihat lebih dinamis dua pekan lalu. Di sana, 45 jago pembuat software dari Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Makassar berkumpul.

Mereka saling beradu dan unjuk kebolehan dalam lomba International Space Apps Challenge, yang digelar Lembaga Antariksa dari Amerika Serikat, NASA.

Bukan hanya di Jakarta, acara serupa digelar di 83 kota di 44 negara dan melibatkan kurang lebih 9.000 peserta.

Untuk Indonesia, ini adalah gelaran kedua. Melalui acara ini, para pembuat aplikasi diharapkan tertarik untuk membuat software yang terkait dengan eksplorasi luar angkasa dan kemanusiaan.

Supaya konsentrasi peserta tak terpecah, panitia menyediakan semua fasilitas yang dibutuhkan, dari makanan, minuman, hingga sambungan Internet. Semua gratis.

Para peserta hanya diberi waktu satu malam untuk merampungkan sebuah aplikasi.

Setelah rampung, mereka mempresentasikannya kepada tim juri di kantor Atamerica, gedung kebudayaan milik pemerintah Amerika Serikat di kawasan Sudirman Central Business District.

Para jurinya cukup beken. Mereka adalah pembuat software profesional, yakni Heriyadi Janwar dari Microsoft Indonesia, Dondy Bappedyanto (Infinys System), Batista Harahap (Urbanesia.com), dan Harmen J. Mario (Smartfren).

“Penilaian mencakup bagaimana peserta dapat memanfaatkan data dari NASA,” kata Rahmat Hariyadi, Marketing Manager Daily Social, salah satu media mitra acara ini, saat dihubungi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ada 21 aplikasi yang berhasil dibuat, dari yang bersifat edukasi hingga yang dapat digunakan untuk meramalkan terjadinya gempa berdasarkan kondisi tertentu di atmosfer bumi.

Setelah berembuk, juri memutuskan pemenangnya adalah Opec Tec: Earthquake Predictor. Sedangkan peringkat kedua adalah SpaceTrek.

Selain kedua pemenang itu, juri menobatkan Earthling, yang mengajarkan beberapa fenomena menarik di Merkurius, Venus, Mars, dan Jupiter, sebagai aplikasi favorit juri.

Earthling dibuat oleh Nefriana, yang berasal dari Direktorat Sistem Informasi Badan Pusat Statistik. Para pemenang memperoleh sejumlah uang tunai dan peranti dari sponsor.

Dua aplikasi pemenang selanjutnya akan diadu di tingkat global. Panggi Libersa Jasri, pembuat aplikasi OpenTec, adalah juara pada lomba serupa tahun lalu.

"Saya ikut kompetisi ini murni karena kecintaan saya kepada sains. Kebetulan saya berprofesi sebagai software developer. Jadi, klop,” kata Panggi, yang berkarier di perusahaan payment gateway ini.

BUDI RIZA



Topik terhangat:
Susno Duadji
| Ustad Jefry | Caleg | Ujian Nasional

Baca juga:
The LumiTab, Tablet Pertama dengan Proyektor

Samsung Galaxy S4 8 Core Tiba di Indonesia

Sayembara Puisi NASA untuk Perjalanan ke Mars

Keuntungan Facebook Meningkat 58 persen

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Belum Ada Kasus Virus B di Indonesia, Kemenkes Tetap Minta Waspada

9 hari lalu

Ilustrasi monyet peliharaan. AP/Rajesh Kumar Singh
Belum Ada Kasus Virus B di Indonesia, Kemenkes Tetap Minta Waspada

Kemenkes menyatakan hingga kini belum terdeteksi adanya risiko kasus Virus B di Indonesia namun masyarakat diingatkan untuk tetap waspada


Waspada Flu Singapura Menjangkit Anak-anak, Ini 6 Cara Pencegahannya

10 hari lalu

Flu Singapura.
Waspada Flu Singapura Menjangkit Anak-anak, Ini 6 Cara Pencegahannya

Flu singapura rentan menjangkit anak-anak. Flu ini juga dengan mudah menular. Bagaimana cara mengantisipasinya?


BRIN Kembangkan Teknologi Biosensor Portabel Pendeteksi Virus Hingga Pencemaran Lingkungan

11 hari lalu

Suasana Kantor Badan Riset dan Inovasi Nasional atau BRIN di Jakarta. Tempo/Tony Hartawan
BRIN Kembangkan Teknologi Biosensor Portabel Pendeteksi Virus Hingga Pencemaran Lingkungan

Pusat Riset Elektronika BRIN mengembangkan beberapa produk biosensor untuk mendeteksi virus dan pencemaran lingkungan.


Spesialis Paru Ungkap Beda Flu Singapura dan Flu Musiman

14 hari lalu

Sejumlah perawat dengan menggunakan masker melakukan pemeriksaan terhadap LSY (5 tahun) warga negara Singapura suspect flu babi (H1N1) di ruang isolasi RSUD Tanjungpinang, Kepulauan Riau. Selasa (21/7). ANTARA/Yusnadi Nazar
Spesialis Paru Ungkap Beda Flu Singapura dan Flu Musiman

Dokter paru ungkap perbedaan antara Flu Singapura atau penyakit tangan, mulut, dan kuku dengan flu musiman meski gejala keduanya hampir mirip.


Penularan Flu Singapura di Indonesia Meluas, IDAI: Data Pastinya Tak Bisa Dijelaskan

16 hari lalu

Ilustrasi virus flu. freepik.com
Penularan Flu Singapura di Indonesia Meluas, IDAI: Data Pastinya Tak Bisa Dijelaskan

Diyakini kalau seluruh kasus Flu Singapura di Indonesia menginfeksi anak-anak. Belum ada kasus orang dewasa.


Ketahui Penyebab dan Proses Penularan Virus Demam Berdarah

17 hari lalu

Ilustrasi nyamuk demam berdarah (pixabay.com)
Ketahui Penyebab dan Proses Penularan Virus Demam Berdarah

Demam berdarah disebabkan oleh salah satu dari empat jenis virus dengue yang berbeda.


Fakta Seputar Flu Singapura, Kemenkes: Awal Maret Ribuan orang Terjangkit

18 hari lalu

Flu Singapura.
Fakta Seputar Flu Singapura, Kemenkes: Awal Maret Ribuan orang Terjangkit

Flu Singapura memiliki gejala yang hampir menyerupai cacar air, virusnya hanya memerlukan waktu inkubasi 3-6 hari untuk menyerang imunitas tubuh.


Kenali Gejala Demam Berdarah dan Bahaya yang Mengintainya

18 hari lalu

Ilustrasi demam berdarah dengue atau DBD. Pexels/Tima Miroscheniko
Kenali Gejala Demam Berdarah dan Bahaya yang Mengintainya

Demam berdarah (DBD) dapat menyebabkan pendarahan serius, penurunan tekanan darah tiba-tiba, bahkan berujung pada kematian.


Waspada Demam Berdarah Menjelang Libur Hari Raya Idul Fitri

21 hari lalu

Ilustrasi demam berdarah dengue atau DBD. Pexels/Tima Miroscheniko
Waspada Demam Berdarah Menjelang Libur Hari Raya Idul Fitri

Seorang individu tidak hanya berisiko terkena demam berdarah dengue (DBD), tetapi juga berpotensi menyebarkan virus dengue apabila telah terinfeksi.


Leptospirosis Penyakit Langganan Musim Hujan, Seberapa Berbahaya?

22 hari lalu

Ilustrasi banjir. Dok. TEMPO/M. Iqbal Ichsan
Leptospirosis Penyakit Langganan Musim Hujan, Seberapa Berbahaya?

Leptospirosis adalah penyakit yang kerap muncul setiap musim hujan, terutama di daerah yang rawan banjir dan genangan air. Seberapa berbahaya?