TEMPO.CO, Beijing - Publik Cina kembali terbelalak menghadapi payahnya keamanan pangan negeri itu. Awal bulan lalu, 20 ribu ekor babi mati mengambang di Sungai Huangpu, sumber air utama untuk Shanghai. Selang beberapa pekan, ribuan bebek mati di Sungai Nanhe di provinsi barat daya Sichuan.
Sekarang Kementerian Keamanan Publik mengatakan mereka menggerebek pedagang daging di Cina timur yang menjual daging tikus yang dibanderol sebagai daging domba. Sebanyak 63 tersangka diciduk.
Dari pengakuan mereka, sampai mereka tertangkap setidaknya sudah meraup lebih dari US$ 1,6 juta dari usahanya itu. Mereka menggunakan gelatin, pigmen merah, dan nitrat untuk mengubah tampilan daging tikus menjadi mirip daging domba.
Melalui situs microblog Weibo, warga Cina mempertanyakan bagaimana bisnis besar seperti itu melenggang selama bertahun-tahun tanpa terendus. Mao Shaolong, seorang profesor di Universitas Remnin di Beijing, mengatakan kepada The New York Times, mereka menggunakan teknologi yang lebih canggih untuk mengalahkan pengawasan regulator dan menipu pelanggan.
Polisi Shanghai telah memposting cara bagaimana konsumen dapat membedakan antara daging tikus dan domba.
Daging tercemar merupakan masalah klasik di Cina. Seorang konsumen di provinsi Shaanxi dikabarkan meninggal setelah makan daging domba yang ternyata disiram pestisida agar awet. Pemerintah Cina mengatakan keamanan pangan menjadi prioritas utama pada tahun pertama kepemimpinan presiden baru Xi Jinping.
CNN | TRIP B