TEMPO.CO, Batu - Petani apel Batu mengaku untung dua kali lipat setelah harga apel melonjak signifikan. Sejak sebulan terakhir harga apel kualitas super terus merangkak naik. Awal Desember 2012-Januari 2013 harga apel sebesar Rp 4 ribu per kilogram, Febuari naik Rp 6 ribu, April naik sebesar Rp 10 ribu. "Saat ini keuntungan petani bisa dua kali lipat," kata petani apel Bumiaji Kota Batu, Sunaryo, Senin 6 Mei 2013.
Menurutnya, harga apel kualitas super jenis ana dan manalagi dari petani sebesar Rp 13 ribu, sedangkan jenis roombeauty Rp 17.500 per kilogram. Harga apel stabil, katanya, setelah pemerintah menghentikan impor buah. Petani memiliki posisi tawar tinggi dengan para tengkulak. Bahkan, sejumlah petani menolak tengkulak yang bakal membeli apel roombeauty seharga Rp 16.500.
Dengan harga apel tinggi, petani pun mendapat untung besar. Biaya produksi setiap hektare sebesar Rp 25 juta, sementara produksi mencapai 25 ton per hektare. Harga apel stabil, katanya, lama tak dirasakan petani. Selama ini, keuntungan petani apel menipis bahkan sebagian merugi. "Dulu harga Rp 4 ribu, petani terlilit utang untuk modal," katanya.
Sebagian petani bahkan memilih membongkar lahan apel menjadi kebun tebu. Setelah harga stabil, petani pun kembali bersemangat menanam apel. Lahan perkebunan di kaki Gunung Arjuna bersuhu udara dingin, tepat untuk tanaman apel. "Apel hanya hidup dan berbuah di suhu dingin," katanya.
Kepala Dinas Pertanian Sugeng Pramono menjelaskan produktifitas tanaman apel di Batu anjlok. Lantaran tanaman berusia antara 20-25 tahun. Untuk itu, Pemerintah Kota Batu menyediakan anggaran peremajaan tanaman serta dana pupuk. "Lahan perlu diperbaiki, petani lebih baik menggunakan pupuk organik," katanya.
Selama ini, kata dia, petani menggunakan pupuk berlebihan. Akibatnya, tanah menjadi jenuh dan tak subur. Buah apel asal Batu dulu diekspor ke sejumlah negara di Asia Tenggara seperti Malaysia dan Singapura. "Dulu produktivitas 30 ton dulu, sekarang hanya 10-20 ton per hektare," katanya.
Konsentrasi kawasan pertanan apel di wilayah Bumiaji lereng Gunung Arjuna meliputi lima desa antara lain Bumiaji, Punten, Turungrejo, Bulukerto, Sumber Bendo. Data Dinas Pertanian Kota Batu pada 2005 jumlah tanaman apel sebanyak 2.604.829 pohon. Sekitar 2.204.800 pohon di antaranya tanaman produktif. Total produksi apel setiap tahun sebanyak 1,2 juta kuintal atau produktivitas tanaman per pohon sekitar 28,02 kilogram.
Produktivitas tanaman apel anjlok sejak 2010. Tanaman apel turun menjadi 2.574.852 pohon, dan hanya 1.974.366 pohon yang produktif. Total produksi buah apel anjlok menjadi 842.799,00 kuintal per tahun atau produktivitas tanaman per pohon hanya 17,00 kilogram.
EKO WIDIANTO
Topik Terhangat:
Pemilu Malaysia | Harga BBM | Susno Duadji | Ustad Jefry | Caleg
Baca juga:
Ini Motif Perbudakan Buruh Panci di Tangerang
Massa Bakar Al-Quran di Masjid Jemaat Ahmadiyah
Ini Kata Dubes Inggris Soal Kantor OPM di Oxford
Anwar Ibrahim Berkicau Menangkan Pemilu Malaysia