TEMPO.CO, Berlin - Wembley menjadi tuan rumah final Liga Champions akhir bulan ini, Minggu 26 Mei 2013, dan untuk kali pertama dalam sejarah kompetisi itu akan dimainkan oleh dua raksasa Jerman, Borussia Dortmund dan Bayern Muenchen.
Setelah melewati beberapa tahun-tahun lesu, sepakbola Jerman kembali muncul sebagai kekuatan dominan di Eropa. Untuk mencapai final, Borussia Dortmund mengalahkan Real Madrid dengan selisih skor agregat 4-3.
Di pertandingan semifinal lainnya, Bayern Muenchen mengalahkan raksasa Spanyol, Barcelona, baik tandang maupun kandang. Pada dua pertandingan itu, Muenchen unggul skor agregat 7-0 atas tim Spanyol yang sangat dijagokan di berbagai laga Eropa.
Tidak hanya unggul di Liga Champions, dua klub Jerman itu pun berada di posisi teratas Bundesliga. Musim depan, kedua tim tersebut dinobatkan bakal kembali berlaga di Liga Champions. Bayern Muenchen kini berada di posisi teratas klasemen Bundesliga dengan 85 poin dan 6 pertandingan sisa. Disusul Dortmund pada peringkat ke-2 dengan 65 poin dan 6 pertandingan sisa.
Setiap pertandingan Bundesliga, para pendukung dikenakan biaya murah jika ingin menonton secara langsung di stadion. Dari empat liga di Eropa, mencakup Inggris, Italia, Spanyol, dan Jerman, Bundesliga adalah yang paling murah harga tiket nontonnya.
Sebagai perbandingan, jika ingin menonton laga Muenchen pada kompetisi Bundesliga hanya dikenakan biaya seharga 67 poundsterling atau Rp 1,14 juta. Sedangkan di Inggris, untuk menonton Arsenal yang tidak ada gelar selama 8 tahun terakhir itu penonton harus dikenakan biaya seharga 1955 poundsterling atau sekitar Rp 29,6 juta.
Fans pendukung klub Jerman diizinkan minum selama pertandingan berlangsung. Sebagian besar stadion di Jerman, memiliki sebuah teras pada bagian atasnya. Di inggris hal itu dilarang dengan alasan keselamatan.
Di Dortmund, teras adalah sebuah identitas dan bagian penting dari klub. Teras selatan dijuluki dengan ‘Yellow Wall’, ketika jumlah 25ribu penonton berdiri, dipoles dengan warna tim mereka, maka itu seperti membentuk sebuah tembok besar.
Berdasarkan hal tersebut, tidaklah mengherankan jika fans klub Jerman berbondong-bondong menonton timnya di stadion. Bundesliga memiliki angka kunjungan penonton terbanyak di empat besar Liga Eropa yang sudah mendunia.
Musim lalu, tercatat sebanyak 44.293 penonton di tiap-tiap pertandingan Bundesliga. Sedangkan di Inggris hanya mencapai 34.601 jumlah penonton.
Fans Dortmund cukup membayar 15 poundsterling atau Rp 227 ribu untuk menonton di Die Südtribüne. “Ketika kami pergi ke pertandingan, kami pergi bersama-sama dengan fans klub lawan,” ungkap pria berusia 26 tahun itu. “Kalau di Inggris tidak seperti itu, ketika timnya kalah, maka mereka cenderung pergi meninggalkan teman fans klub lawan.”
Christoph Schlueter (33) fans Bayern mengatakan, “Semua pendukung klub di Jerman sangat ramah, tim yang berbeda bercampur, kalah atau menang klubnya, mereka tetap bersama-sama sampai akhir pertandingan, tidak ada keributan.”
“Kami bangga dengan tim kami. Kami nonton pertandingan di sini hampir tidak menghabiskan uang, karena sepakbola adalah gairah bagi kami” kata fans berusia 33 tahun itu. “Di Inggris, sepakbola dijadikan bisnis.”
Fans lainnya, Henting Ralf (50) mengatakan, “Sepakbola Jerman tidak dipimpin modal dan investasi. Ada banyak ruang untuk para penggemar, menghindari komersialisasi bagi para penggemar, beda dengan di Inggris.”
THE SUN | REZA ADITYA RAMADHAN
Topik Terhangat
Pemilu Malaysia | Harga BBM | Susno Duadji | Ustad Jefry | Caleg
Berita Lainnya
Gol Mata Naikan Peringkat Chelsea
Antonio Conte Akan Bahas Masa Depannya di Juventus
Juve Kembali Kuasai Seri-A