TEMPO.CO, Jakarta - PT Bank Negara Indonesia Tbk. dan Japan Credit Bureau (JBC) International Co Ltd bekerja sama menerbitkan kartu kredit BNI berlabel JBC. Sebelumnya, JBC sudah bekerja sama dengan dua bank swasta domestik namun untuk layanan terbatas.
"Kemitraan ini bisa dikatakan yang paling komplet karena tidak hanya kemitraan dalam issuing kartu kredit, tetapi juga akses ATM dan EDC," kata Direktur Konsumer dan Retail BNI, Darmadi Sutanto dalam acara penandatanganan kerja sama dengan JBC di Kantor BNI, Selasa, 7 Mei, 2013.
Kartu kredit berlabel JCB tersebut diharapkan dapat menangkap peluang penggunaan kartu kredit dan kepemilikan baru pada kelompok masyarakat Jepang yang bekerja di Indonesia. Selain itu kartu tersebut membidik nasabah BNI asal Jepang, komunitas orang Jepang di Indonesia, pebisnis dan rekanan bisnis warga Jepang di Indonesia dan masyarakat pecinta produk Jepang di Indonesia.
Kerja sama ini juga diharapkan akan mampu memicu keinginan pengguna kartu kredit JCB di Jepang, Cina, Korea, Taiwan dan negara-negara Asia lain untuk melakukan perjalanan ke Indonesia. Dengan begitu, BNI akan dapat meningkatkan pelayanan jasa perbankannya. "Kerja sama ini akan memberikan keuntungan yang besar bagi warga Jepang dan Indonesia," kata Darmadi.
JCB telah menerbitkan kartu kredit di 16 negara dengan 79 juta pengguna, serta dapat digunakan di 23 juta merchant di 190 negara. Sementara itu, di dalam negeri, BNI juga memiliki jaringan elektronik yang luas berupa 8.279 ATM ditambah 25 ribu ATM LINK dan 41 ribu ATM bersama serta 49 ribu mesin EDC.
General Manager Divisi Bisnis Kartu BNI Dodit Wiweko Probojakti mengungkapkan, BNI menargetkan penambahan 200 ribu kartu kredit baru pasca kemitraan dengan JBC. Saat ini jumlah kartu kredit BNI sudah mencapai 2,7 juta kartu. Kerja sama ini juga ditargetkan bisa mendorong nilai transaksi kartu kredit naik Rp 3 triliun dalam 3 tahun. Nominal transaksi kartu kredit BNI diperkirakan naik 30-an persen tahun ini dan mencapai Rp 23 triliun.
Kerja sama ini dipastikan akan menggenjot BNI pendapatan berbasis biaya BNI. Namun, Dodit enggan menyebut estimasi peningkatannya. Ia hanya menyebut bahwa nominal transaksi warga Jepang di Indonesia 1,5 kali di atas warga lokal. "Kerja sama ini akan mempercepat transaksi kartu kredit BNI," ucapnya.
Ditanya soal biaya investasi untuk pembukaan akses kartu JBC di EDC milik BNI, Dodit memperkirakan nilainya sekitar US$ 400 ribu - US$ 700 ribu untuk 80 ribuan EDC. Saat ini jumlah EDC BNI mencapai 49 ribu unit dan diperkirakan akan bertambah ke kisaran 80an ribu unit pada akhir tahun ini. "Akan kami buka bertahap, awal tahun depan, pasti sudah bisa semua," katanya. Pembukaan akan dimulai di Bali dan Jakarta. Adapun untuk ATM sudah akan terbuka bagi JBC mulai Juni 2013.
Deputy Presiden JBC International, Kimihisa Imada menjelaskan, kerjasama ini merupakan strateginya untuk menjadi alternatif pilihan prinsipal kartu kredit untuk warga Asia. Berbeda dengan prinsipal lainnya, Kimihisa menjelaskan, promo yang ditawarkan JBC bisa dinikmati pemegang kartu saat bertransaksi di seluruh merchant mitra JBC di seluruh dunia. "Berbeda dengan prinsipal besar asal Amerika Serikat," katanya.
MARTHA THERTINA
Berita hangat:
Pemilu Malaysia | Harga BBM | Susno Duadji | Ustad Jefry | Caleg
Berita Lainnya:
Akun Vitalia Sesha Pamer Foto di Twitter
Sejam Akun Twitter @hattarajasa Dijebol Hacker
Anas Urbaningrum, Sambal Pecel dan Hambalang
Begini Penyekapan Buruh Pabrik Panci Terbongkar
Siapa Vitalia Shesya, Teman Dekat Ahmad Fathanah?
Buruh Pabrik Panci yang Disekap Layak Dapat Rp 1 M