Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ibu Rumah Tangga Tewas Tertembak di Sorong

image-gnews
Ilustrasi: TEMPO/Mahfoed Gembong
Ilustrasi: TEMPO/Mahfoed Gembong
Iklan

TEMPO.CO, Jayapura - Seorang Ibu Rumah Tangga, Salomina Klaibin, 37 tahun, yang terkena peluru dalam insiden penembakan di Aimas, Sorong, Papua Barat, Selasa, 30 April 2013 lalu, akhirnya meninggal dunia pada Selasa dini hari, 7 Mei 2013, sekitar pukul 01.00 WIT.

Direktur Eksekutif Lembaga Penelitian Pengkajian dan Pengembangan Bantuan Hukum (LP3BH) Manokwari Yan Christian Warinussy menjelaskan, korban sempat dirawat di Rumah Sakit Se Be Solo, Sorong, Papua Barat. Namun, nyawanya tidak bisa diselamatkan.

“Korban menderita luka tembak pada bagian perut, paha dan lengan kiri. Diduga ditembak oknum aparat pada penyerangan terhadapmassadi rumah Isak Klaibin, Aimas, Sorong,” kata Warinussy, Rabu, 8 Mei 2013.

Warinussy menegaskan, penembakan terhadap Salomina dikategorikan sebagai pelanggaran HAM. Karena itu LP3BH Manokwari mendesak Kapolri agar mencopot Kapolres Sorong. Demikian pula Panglima TNI segera memberhentikan Dandim Sorong. “Mereka tidak dapat menunjukkan perilaku sebagai prajurit pelindung rakyat dalam era demokrasi,” ujar Warinussy.

Warinussy juga meminta agar tujuh orang yang sedang ditahan di Mapolres Sorong bisa didampingi penasehat hukum sebelum menjalani proses pemeriksaan.

Selain Salomina, Abner Malagawak, 22 tahun. dan Thomas Blesia, 28 tahun, juga tewas terkena tembakan menjelang peringatan Hari Integrasi Papua pada Rabu, 1 Mei 2013 lalu. Penembakan terjadi sekitar pukul 20.00 WIT. Dalam peristiwa tersebut, dua warga lainnya, Herman Lokden, 18 tahun, warga Kampung Wulek, terluka di betis kanan. Sedanglan Andreas Sapisa, 32 tahun, warga Distrik Makbon, terluka di jari kaki.

Pimpinan kelompok warga di Aimas, Sorong, Isak Klaibin, membantah telah menyerang polisi yang sedang melakukan patroli sehingga berujung terjadinya penembakan. “Malam itu sebenarnya kami akan melaksanakan ibadah syukur menjelang 1 Mei 2013. Tidak ada pengibaran bendera (Bintang Kejora) atau pembacaan dokumen tentang organ gerakan,” ucapnya.

Namun, ketika warga berkumpul, tiba-tiba saja mereka dikagetkan dengan suara tembakan. Sebelum ibadah dilaksanakan, terjadi penyerangan yang dilakukan oleh aparat yang menggunakan dua mobil Toyota Avanza, L-200 dan sebuah mobil patroli gabungan. ”Tiga orang mengalami luka,” tutur Isak Klaibin.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Papua Komisaris Besar Polisi I Gede Sumerta Jaya membantah aparat kepolisian melakukan penembakan. Justru yang terjadi, menurut Sumerta, aparat dihadang oleh sejumlah orang yang kemudian melakukan penyerangan. Dalam insiden itu, mobil yang ditumpangi Wakapolres Sorong Kompol Yudhi Pinem dirusak olah massa.

Selain itu, kata Sumenrta pula, seorang anggota Kodim/1704 Sorong luka di bagian belakang kepala sepanjang lima sentimeter.

”Salomina adalah anggota OPM berpangkat Letnan Satu. Dia saudara kandung Isak Kalaibin. Kami belum mendapatkan hasil otopsi dari RSUD Sorong, sehingga belum dapat dipastikan jenis senjata apa yang menewaskan korban,” kata Sumerta.

JERRY OMONA

Topik hangat:
Perbudakan Buruh
| Harga BBM | Susno Duadji | Ustad Jefry

Baca juga:
2 Polisi Beking Perbudakan Buruh Panci Diperiksa 

Ini Daftar Suami-Istri, Anak-Menantu Caleg 

Besar Gaji Korban Perbudakan Buruh Panci

Polisi, TNI dan Kades Pelindung Bos Pabrik Panci?

Vitalia Sesha Paling Dicari di Google

Video Vitalia Sesha Bertebaran di YouTube


Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Mabes Polri Belum Usut Penyebar Kabar Bohong Tolikara

25 April 2016

Polisi menurunkan pasukannya untuk mengamankan kerusuhan di Tolikara, Papua, Minggu, 24 April 2016 (Reuters)
Mabes Polri Belum Usut Penyebar Kabar Bohong Tolikara

Kepolisian mengungkapkan kerusuhan di Tolikara Papua merupakan kabar bohong.


Polri Bantah Ada Kerusuhan di Tolikara  

25 April 2016

Bupati Tolikara, Usman G. Wanimbo,SE,M.Si, memberikan bantuan modal usaha Rp. 30 juta kepada para pendagang korban peristiwa kebakaran 17 Juli 2015 di Karubaga, Papua. ISTIMEWA
Polri Bantah Ada Kerusuhan di Tolikara  

Polri mengakui ada seorang pegawai Dinas Kependudukan yang meninggal.


Tolikara Rusuh Lagi, 1 Tewas 95 Rumah Dibakar  

24 April 2016

Polisi menurunkan pasukannya untuk mengamankan kerusuhan di Tolikara, Papua, Minggu, 24 April 2016 (Reuters)
Tolikara Rusuh Lagi, 1 Tewas 95 Rumah Dibakar  

Konflik Tolikara ini sudah terjadi sejak 9 April 2016 dan berlangsung hingga hari
ini.


Rusuh Tolikara, Hasil Uji Balistik: Bukan Peluru Polisi

8 September 2015

Bupati Tolikara Usman G. Wanimbo bersama Pangdam XVII Cenderawasih, Mayjen TNI Fransen Sihaan serta muspida Provinsi Papua menjenguk Galibuli Jikwa (50 tahun), korban tertembak dalam rusuh Tolikara pada Jumat, 17 Juli 2015 lalu di rumah sakit, 22 Juli 2015. TEMPO/Cunding Levi
Rusuh Tolikara, Hasil Uji Balistik: Bukan Peluru Polisi

Selain melakukan uji balistik, Polda Papua juga sudah menggelar sidang pelanggaran disiplin terhadap personel Polres Tolikara.


Jokowi Minta Pelaku Kerusuhan di Tolikara Diproses Hukum  

11 Agustus 2015

Pekerja menyelesaikan pembangunan musala pasca amuk massa di Karubaga, Kabupaten Tolikara, Papua, 10 Agustus 2015. Lokasi musala itu berada di kompleks Koramil Karubaga. Musala tersebut berukuran 12 x 7 meter persegi. Derwes Jigwa
Jokowi Minta Pelaku Kerusuhan di Tolikara Diproses Hukum  

Jokowi minta agar pelaku, aktor, maupun aparat yang salah prosedur penanganannya harus diperiksa dalam kasus Tolikara.


Presiden GIDI Minta Penyidikan Kasus Tolikara Dihentikan

11 Agustus 2015

Pekerja menyelesaikan pembangunan rumah kios (ruki) pasca amuk massa di Karubaga, Kabupaten Tolikara, Papua, 10 Agustus 2015. Ada 85 ruki yang dibangun. Rinciannya, 65 ruki untuk pedagang korban pembakaran, 12 ruki untuk korban penembakan, dan 8 ruki untuk pemilik lahan tempat berdirinya kompleks ruki (status lahan itu adalah lahan ulayat). Derwes Jigwa
Presiden GIDI Minta Penyidikan Kasus Tolikara Dihentikan

Presiden GIDI minta Kapolda Papua menyerahkan proses penyelesaian masalah tersangka kepada gereja dan umat muslim Tolikara.


Komnas HAM: Temukan Aparat yang Menembak Warga Tolikara  

10 Agustus 2015

Bupati Tolikara Usman G. Wanimbo bersama Pangdam XVII Cenderawasih, Mayjen TNI Fransen Sihaan serta muspida Provinsi Papua menjenguk Galibuli Jikwa (50 tahun), korban tertembak dalam rusuh Tolikara pada Jumat, 17 Juli 2015 lalu di rumah sakit, 22 Juli 2015. TEMPO/Cunding Levi
Komnas HAM: Temukan Aparat yang Menembak Warga Tolikara  

Komnas HAM mendesak Menkopolhukam agar memerintahkan Kapolri dan Panglima TNI mengusut penembakan Tolikara.


Rusuh Tolikara, Komnas HAM Temukan 4 Pelanggaran  

10 Agustus 2015

Para korban tertembak dalam rusuh Tolikara pada Jumat, 17 Juli 2015 lalu. Mereka rata-rata menderita luka tembak di bagian kaki dan tangan terkena serphan peluru. Dari 11 orang yang jadi korban tertembak, ada enam yang sedang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Dok 2 Kota Jayapura, Papua, 22 Juli 2015. TEMPO/Cunding Levi
Rusuh Tolikara, Komnas HAM Temukan 4 Pelanggaran  

Komnas HAM menemukan empat indikasi pelanggaran HAM pada kerusuhan di Tolikara.


Hasil Investigasi Tolikara, Komnas: Ada 4 Pelanggaran HAM  

10 Agustus 2015

Suasana kawasan pertokoan yang kembali dibuka di kota Karubaga, Kabupaten Tolikara, Papua, beberapa hari pasca kerusuhan Lebaran, 23 Juli 2015. TEMPO/Maria Hasugian
Hasil Investigasi Tolikara, Komnas: Ada 4 Pelanggaran HAM  

Pemerintah memastikan kerusuhan di Kabupaten Tolikara, Papua, tidak dipicu oleh isu suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).


Tolikara Pulih, Begini Proses Pembangunan Musala dan Ruki  

10 Agustus 2015

Warga Papua menjual koran sambil membaca berita tentang situasi di Tolikara. Mereka menjajakan koran di Terminal Kedatangan, Bandara Sentani, Jayapura, 20 Juli 2015. TEMPO/Maria Hasugian
Tolikara Pulih, Begini Proses Pembangunan Musala dan Ruki  

Pembangunan 85 ruki dan musalah untuk menggantikan ruki dan musalah yang terbakar saat amuk massa pada 17 Juli lalu.