TEMPO.CO, Semarang - Jenazah terduga teroris atas nama Untung Hidayat di bawa ke Jakarta oleh aparat kepolsian pada kamis siang 9 mei 2013. Hasil pantauan di rumah sakit RS Bayangkara sekitar pukul 12.00 WIB, jenazah dibawa dengan mobil bertuliskan Disaster Victim Identification. Mobil itu dikawal aparat kepolisian bersenjata lengkap dengan kawalan mobil patroli.
Kepala Sub Bidang Kedokteran Kesehatan Polda Jawa Tengah, Ajun Komisaris Besar Summy Hastri Purwanty, mengatakan jenazah selesai diotopsio Rabu malam 8 Mei 2013. "Sudah selesai tadi malam, katanya masih ada dua lagi dari Kebumen, saya masih nunggu di RS Bhayangkara," ujar Summy.
Menurut Summy jenazah yang diotopsi atas nama Untung Hidayat dan sudah dibawa ke Jakarta. Untung merupakan terduga teroris yang tewas saat baku tembak dengan Densus 88 Antiteror Polri di Babadan, Kecamatan Limpung, Kabupaten Batang, Rabu 8 Mei, sekitar pukul 15.00 WIB.
Seorang sumber yang engan disebutkan namanya menyatakan Untung Hidayat berusia 39 tahun, asal kelurahan Cipulir RT 9 RW 01, Jakarta Selatan. Dari hasil otopsi, ia mengalami sejumlah luka tembakan masing-masing tangan kanan hingga tembus, bagian perut, kaki, punggung dan pantat.
"Ada luka sedalam dua centi meter di bagian tangan kanan hingga tembus, bagian perut juga ada lubang dan sobek masing-masing sedalam satu centimeter dan lima centi meter," ujar sumber tersebut. Adapun di kaki dan punggung terdapat luka tembak hingga tembus, serta pantat hingga sedalam dua centi meter.
Tak lama setelah jenazah dibawa aparat, terdapat dua orang yang diduga teroris dibawa oleh aparat keluar dari rumah sakit, wajah mereka ditutup dan dinaikkan bus polisi. Masing-masing berkemeja putih dan mengenakan kaos bergaris.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Jawa Tengah, Komisaris Besar Djihartono menyatakan belum mengetahui identitas para terduga teroris yang berhasil ditangkap itu. Meski begitu ia membenarkan pasukan dari Polda Jawa Tengah melakukan pengawalan. "Kami belum tahu identitas para terduga, tapi memang ada pengawalan," ujar Djihartono singkat.
EDI FAISOL