TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya, Suhardi optimistis popularitas Ketua Dewan Pembina Gerindra, Prabowo Subianto, masih tinggi di mata publik. Meski tak menempati urutan teratas dalam survei dua lembaga yang digelar awal Mei ini, Suhardi yakin mantan Komandan Jenderal Kopassus itu masih unggul. "Dari temuan kami di lapangan, belum ada nama capres lain yang menggantikan Prabowo di posisi teratas," kata Suhardi saat dihubungi, Jumat, 10 Mei 2013.
Menurut Suhardi, perbedaan hasil survei oleh sejumlah lembaga merupakan hal biasa. Dalam sejumlah survei sebelumnya, Prabowo selalu menempati nomor urut satu. Meski kini kalah di dua survei terakhir, Suhardi melihat secara keseluruhan Prabowo masih menang.
Baca Juga:
Hasil survei, kata dia, tergantung metode dan akurasi pengambilan data yang dilakukan. "Tergantung lembaga surveinya dan kepentingannya." Namun, dia tak mau menyebut spesifik bahwa hasil survei suatu lembaga tergantung pemesannya.
Kemarin Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) merilis hasil surveinya tentang calon presiden ideal. Berdasarkan kriteria rekam jejak dan kesungguhan memimpin, LPI merekomendasi tiga nama yang mendekati sosok ideal calon presiden. Mereka adalah Rizal Ramli, Sutiyoso, dan Mahfud MD. Ketiganya mendapatkan Indeks Penilaian 1.0. Prabowo mendapat nilai 0.88, berada di bawah Megawati Soekarno Putri yang memperoleh Indeks Penilaian 0.94.
Pekan lalu, Lembaga Survei Nasional menempatkan Ketua Umum Golkar, Aburizal Bakrie sebagai capres dengan elektabilitas tertinggi di kalangan pemilih pemula. Aburizal unggul dengan elektabilitas 18,6 persen, disusul Wiranto dengan dukungan 16,4 persen. Sementara Prabowo hanya menempati posisi ketiga dengan tingkat elektabilitas 12,5 persen.
Menurut Suhardi, jajaran pengurus partainya hingga kini terus rutin melakukan pengamatan langsung. Dia mengklaim, hampir setiap warga yang ditemuinya menyatakan akan memilih Prabowo sebagai capres. Pernyataan itu sering didengarnya spontan tanpa tahu Suhardi adalah Ketua Umum Gerindra. "Selama proses diskusi, saya jarang menemukan ada nama lain yang spontan muncul dan jadi pilihan publik."
Akhir 2012 lalu, katanya, memang ada nama lain yang muncul seperti Jusuf Kalla. Belakangan Suhardi hanya mendengar nama Prabowo. Namun kata dia, selama bertanya, tak pernah muncul nama baru seperti Sutiyoso dan Rizal Ramli seperti dirilis LPI. "Tapi saya tak tahu, setiap lembaga punya metode sendiri."
IRA GUSLINA SUFA
Topik Terhangat:
Penggerebekan Teroris | E-KTP | Vitalia Sesha & Wanita-wanita Fathanah | Perbudakan Buruh | Pemilu Malaysia
Berita Terpopuler:
Bos Perbudakan Buruh Panci, Yuki Irawan Buka Suara
Istri Bos Perbudakan Buruh Kasih Daging Ayam
Vitalia Sesha Foto Akrab dengan Arya Wiguna
Arya Wiguna: Vitalia Sesha itu Beneran Cantik
Vitalia Sesha Diajak Arya Wiguna Syuting Iklan