TEMPO.CO, Jakarta -- PT Bank Danamon Indonesia, Tbk akan membagikan dividen senilai Rp 1,2 triliun atau 30 persen dari laba bersih perseroan di tahun 2012. Tahun lalu perseroan membukukan laba bersih setelah pajak sebesar Rp 4 triliun.
''Rapat umum pemegang saham tahunan telah menyetujui pembagian dividen kurang lebih Rp 125,58 per lembar saham,''ujar Presiden Direktur Danamon, Henry Ho, saat ditemui usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Hotel JW Marriot, Jumat 10 Mei 2013.
Henry menjelaskan, satu persen dari laba bersih atau Rp 40,11 miliar akan dialokasikan sebagai cadangan umum. Sisanya, akan dibukukan sebagai laba ditahan guna menambahkan modal perseroan.
Ia menambahkan laba ditahan akan memperkuat posisi permodalan demi mendukung strategi pertumbuhan kredit di segmen mass market dan usaha menengah.''Hal ini juga akan mendukung strategi pendaan kami melalui implementasi produk serta memanfaatkan jaringan luas Danamon untuk bersinergi dalam hal pendanaan,''ujar Henry.
Sepanjang 2012 lalu, Bank Danamon membukukan laba bersih setelah pajak konsolidasi sebesar Rp 4 triliun. Angka ini tumbuh 22 persen dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp 3,29 triliun. Pertumbuhan ini didukung oleh peningkatan kredit di segmen mass market, usaha kecil menengah, dan komersial.
Total kredit Danamon hingga akhir 2012 telah mencapai Rp 116,4 triliun atau tumbuh sebesar 14 persen dibanding tahun 2011 sebesar Rp 101,7 triliun. Segmen mass market yang mencakup 57 persen total portofolio kredit Bank Danamon, berhasil mencatat pertumbuhan sebesar 11 persen menjadi Rp 66,1 triliun.
Penyaluran kredit ini, di antaranya penyaluran kredit kepemilikan kendaraan bermotor yang tumbuh sebesar 10 persen menjadi Rp 45,6 triliun, kredit UKM dan komersial yang tumbuh 26 persen menjadi Rp 30,5 triliun, segmen wholesale tumbuh 1 persen menjadi Rp 12,6 triliun, dan segmen consumer banking tumbuh 26 persen menjadi Rp 7,1 triliun.
Untuk total pendanaan, Bank Danamon berhasil menghimpun Rp 107,6 triliun atau tumbuh sebesar 3 persen dibanding sebelumnya. Pertumbuhan pendanaan ini ditopang oleh pertumbuhan pesat layanan giro sebesar 22 persen menjadi Rp 15,9 triliun dan tabungan sebesar tumbuh 16 persen menjadi Rp 27,3 triliun. Sementara deposito turun 6 persen menjadi Rp 48,6 triliun.
RIRIN AGUSTIA
Topik terhangat:
Penggerebekan Teroris | E-KTP |Vitalia Sesha & Wanita-wanita Fathanah | Perbudakan Buruh
Berita lainnya:
Bos Perbudakan Buruh Panci, Yuki Irawan Buka Suara
Tersangka Teroris Sembunyi di Bak Air
Pintar Agama dan Bahasa Arab, Fathanah Tak Jumatan
Arya Wiguna: Vitalia Sesha itu Beneran Cantik
Fathanah Naikkan Gaji Sopir Tiap Bulan