TEMPO.CO, Purwokerto -Sejumlah penghobi fotografi di Purwokerto memanfaatkan momen Gerhana Matahari Sebagian (GMS) di lereng Gunung Slamet. Di atas ketinggian itu, gerhana ini sempat terlihat, meski hanya sementara.
"Wah ternyata hanya sebentar banget, beda sama di Indonesia bagian timur," ujar Wahyu Pribadi, penghobi foto asal Purwokerto, yang ditemui Jumat, 10 Mei.
Dia bersama teman-temannya sudah datang di tempat itu sejak matahari belum muncul. Bersama kawan-kawannya, mereka menggelar tikar sambil mempersiapkan peralatan fotografi. Langit tampak cerah pagi ini. Dari tempat mereka berada, Kota Purwokerto terlihat tertutup kabut tipis.
Fenomena gerhana matahari dari Purwokerto hanya terlihat sesaat. "Hanya sekitar 10 menit, habis itu sudah tidak ada," kata Wahyu.
Susilo, penghobi foto lainnya mengatakan, dengan semakin banyaknya komunitas penghobi fotografi, fenomena alam seperti gerhana matahari dan bulan menjadi target buruan mereka. "Kami ingin mengabadikan setiap momen yang terkait dengan alam semesta," katanya.
Thomas Djamaluddin, Peneliti Astronomi Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional mengatakan, di wilayah Indonesia bagian timur gerhana matahari bisa menikmati gerhana cincin. "Kalau di wilayah barat, hanya gerhana sebagian. Itu pun hanya proses di tengah dan akhir gerhana," ujarnya.
ARIS ANDRIANTO
Topik terhangat:
Penggerebekan Teroris | E-KTP |Vitalia Sesha & Wanita-wanita Fathanah | Perbudakan Buruh
Berita lainnya:
Bos Perbudakan Buruh Panci, Yuki Irawan Buka Suara
Tersangka Teroris Sembunyi di Bak Air
Pintar Agama dan Bahasa Arab, Fathanah Tak Jumatan
Arya Wiguna: Vitalia Sesha itu Beneran Cantik
Fathanah Naikkan Gaji Sopir Tiap Bulan