Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Eks Diktator Guatemala Bantah Lakukan Genosida

image-gnews
Jenderal Efrain Rios Montt. rawstory.com
Jenderal Efrain Rios Montt. rawstory.com
Iklan

TEMPO.CO, Guatemala City - Bekas diktator Guatemala, Efrain Rios Montt, menolak dakwaan yang menuduh dirinya adalah pelaku pembunuhan massal dan kejahatan kemanusiaan. Dia dituntut 75 tahun penjara oleh jaksa.

Penolakan itu disampaikan Rios Mont dalam amar pembelaan di depan majelis hakim pengadilan Guatemala City pada Kamis, 9 Mei 2013. Dalam dakwaan jaksa disebutkan bahwa dirinya  sebagai kepala negara turut berperan memerintahkan militer menghabisi suku Ixil Maya selama berkuasa pada 1982-1983.

"Saya tak pernah secara resmi, meneken, mengusulkan, dan memerintahkan penyerangan terhadap sekelompok masyarakat, etnis, atau agama," kata Rios Montt, Kamis, 9 Mei 2013.

Pada proses peradilan tersebut, jaksa menuntut hukuman penjara selama 75 tahun terhadap pria berusia 86 tahun itu dan bekas Kepala Dinas Intelijen Mauricio Rodriguez Sanchez.

Peradilan ini merupakan sebuah tonggak untuk pertama kalinya seorang bekas kepala negara diadili sebagai pelaku pembunuhan massal dalam sistem peradilan negaranya sendiri.

Semasa Rios Montt berkuasa, menurut dakwaan jaksa, militer telah menghancurkan kelompok pemberontak sayap kiri dan membasmi lebih dari 1.700 warga suku Ixil Maya di Guatemala.

Rios Montt menerangkan, sebagai kepala negara dirinya hanya mengawasi kegiatan harian pemerintah, sementara Menteri Pertahanan menangani seluruh masalah keamanan negara.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Kepala negara tak lebih sebagai seorang pelayan publik," ujarnya. "Setiap komandan bertanggung jawab atas apa yang terjadi di wilayahnya."

Oleh sebab itu, kata bekas penguasa ini, dirinya tidak bisa menerima dakwaan telah melakukan pembunuhan massal dan kejahatan kemanusiaaan. "Saya bukan seorang komandan, saya adalah kepala negara," dia berteriak.

CNN | CHOIRUL

Topik Terhangat:
Penggerebekan Teroris |
E-KTP | Vitalia Sesha & Wanita-wanita Fathanah | Cinta Ahmad Fathanah | Perbudakan Buruh

Berita Terpopuler
Jumat Pagi Terjadi Gerhana Matahari

Masih Heboh Foto Mesra Ariel ' Noah' dan Devi Liu 

Nikahi Sefti, Ahmad Fathanah Mengaku Duda 

Rooney Hapus 'Manchester United' dari Twitter-nya 

Fathanah Ingin Hancurkan Citra PKS?

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Seluruh Kabinet Tes Virus Corona Setelah Presiden Guatemala Positif Covid-19

19 September 2020

Presiden Guatemala Alejandro Giammattei saat menyaksikan konferensi pers dengan Michael Kozak, penjabat asisten sekretaris untuk Biro Urusan Kawasan Barat Departemen Luar Negeri AS, di Guatemala City, Guatemala 7 Februari 2020. [REUTERS / Luis Echeverria]
Seluruh Kabinet Tes Virus Corona Setelah Presiden Guatemala Positif Covid-19

Presiden Guatemala Alejandro Giammattei pada Jumat mengumumkan dirinya positif Covid-19 ketika Guatemala melonggarkan pembatasan perjalanan.


Menteri Kesehatan Guatemala dan 3 Wakilnya Dicopot

20 Juni 2020

Ilustrasi virus Corona atau Covid-19. Shutterstock
Menteri Kesehatan Guatemala dan 3 Wakilnya Dicopot

Menteri Kesehatan Guatemala dan tiga wakilnya di kementerian dicopot setelah dihujani kritik soal penanganan Covid-19 di negara itu.


18 Staf dan Pengawal Presiden Guatemala Terinfeksi Covid-19

8 Juni 2020

Presiden Guatemala, Alejandro Giammattei. Reuters/DW
18 Staf dan Pengawal Presiden Guatemala Terinfeksi Covid-19

Presiden Guatemala mengatakan akan bekerja secara terpisah setelah staf dan pengawal terinfeksi Covid-19..


Kelaparan karena Lockdown, Warga Guatemala Kibarkan Bendera Putih

22 Mei 2020

Warga lingkungan Las Victorias, kebanyakan dari mereka adalah pedagang, mengibarkan bendera putih sebagai tanda meminta makanan karena lockdown yang diberlakukan pemerintah untuk menghentikan pergerakan orang karena wabah penyakit virus corona (Covid-19), di Soyapango, El Salvador 19 Mei , 2020. [REUTERS / Victor Pena]
Kelaparan karena Lockdown, Warga Guatemala Kibarkan Bendera Putih

Warga di Guatemala dan El Salvador mengibarkan bendera putih di pinggir jalan sebagai tanda kelaparan karena lockdown ketat virus corona.


Virus Corona, Ratusan Imigran Guatemala dari Amerika Dikarantina

19 April 2020

Ilustrasi virus Corona. REUTERS/Dado Ruvic
Virus Corona, Ratusan Imigran Guatemala dari Amerika Dikarantina

Lebih dari 200 imigran asal Guatemala yang dideportasi dari Amerika dikarantina massal di sebuah gedung olahraga untuk mencegah virus corona.


Presiden Guatemala Akan Pertahankan Kedutaan Besar di Yerusalem

15 Januari 2020

Presiden Guatemala, Alejandro Giammattei. Sumber: Yoni Kempinski/israelnationalnews.com
Presiden Guatemala Akan Pertahankan Kedutaan Besar di Yerusalem

Presiden Guatemala yang baru akan mempertahankan kantor kedutaan besar Guatemala di Yerusalem.


Guatemala Buka Kedubes di Jakarta

10 Desember 2019

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi memotong pita bersama Menlu Guatemala, Sandra Jovel Polanco, saat pembukaan kembali kantor kedubes Guatemala di Gedung WTC I, Jalan Sudirman, Jakarta. Budi Riza/Tempo
Guatemala Buka Kedubes di Jakarta

Pemerintah Guatemala ingin meningkatkan hubungan ekonomi, politik dan pendidikan dengan Indonesia.


Mantan Menteri di Guatemala Kena Blacklist Amerika Serikat

4 Desember 2019

Mantan Menteri Infrastruktur, Komunikasi dan Perumahan Guatemala, Alejandro Sinibaldi. Sumber: Prensa Libre: Hemeroteca PL/prensalibre.com
Mantan Menteri di Guatemala Kena Blacklist Amerika Serikat

Alejandro Sinibaldi, mantan menteri dari Guatemala dikenai sanksi oleh Amerika Serikat setelah diduga terlibat dalam korupsi.


Eks Tentara Elit Guatemala Dihukum Lebih dari 5000 tahun Penjara

25 November 2018

Mantan pasukan khusus Guatemala Santoz Lopez Alonzo dihukum 5190 tahun penjara karena melakukan kejahatan kemanusiaan terhadap ratusan orang tahun 1962.
Eks Tentara Elit Guatemala Dihukum Lebih dari 5000 tahun Penjara

Seorang mantan tentara patroli elit Guatemala, Kaibiles, dijatuhi hukuman lebih dari 5000 tahun penjara setelah terbukti membunuh ratusan gerilyawan.


Dituding Gelapkan Triliunan Rupiah, Eks Wapres Guatemala Dibui

11 Oktober 2018

Presiden Guatemala, Otto Perez Molina. Saul Martinez/Bloomberg via Getty Images
Dituding Gelapkan Triliunan Rupiah, Eks Wapres Guatemala Dibui

Eks Wapres Guatemala, Roxana Baldetti, dijatuhi hukuman 15 tahun penjara setelah dinyatakan terlibat penggelapan uang triiliunan rupiah.