TEMPO.CO , Jakarta: Terduga teroris Abu Roban yang tewas dalam penggerebekan Datasemen Khusus 88 Antiteror dua hari lalu, dinilai sengaja memanfaatkan organisasi Mujahidin Indonesia untuk menyebarkan paham teror. "Organisasi jadi sasaran untuk menyebarkan paham dan merekrut anggota baru," kata pengamat terorisme, Wawan Purwanto, Sabtu, 11 Mei 2013.
Tak hanya Abu Roban, jaringan teroris lain menurut dia melakukan hal sama. Melalui organisasi itu pula mereka saling berkomunikasi dengan jaringan teroris di wilayah lain. Penggunaan organisasi ini, menurut Wawan, amat sulit ditindak oleh aparat hukum. Alasannya sesuai undang-undang, aparat hanya bisa menindak kelompok orang bila terbukti sedang dan akan melakukan tindakan terorisme. Sedang bila hanya menggelar pertemuan sulit untuk menjeratnya.
Tertangkapnya Abu Roban dalam penggerebekan di Batang, Kendal, menurut Wawan, tak akan memutus jaringan mujahidin wilayah barat. Kepemimpinan mujahidin wilayah barat yang belakangan dipegang Abu Roban, dengan mudah akan dipindah ke lapis berikutnya. "Kalau yang namanya ketua, bisa terus diganti-ganti."
Jaringan teroris Abu Roban ini kata Wawan hanyalah bagian kecil dari jaringan teroris yang masih berkeliaran bebas di tanah air. Dia menyebutkan, sejak gagalnya penggerebekan densus 88 di Poso tahun lalu, sejumlah kelompok menyebar di berbagai daerah. Dari mereka yang masuk jaringan Poso ini masih sedikit yang sudah dilumpukan Densus. "Diperkirakan baru sepertiga saja, dua pertiganya masih bersembunyi dan membangun kekuatan." (baca juga: Penggerebekan Teroris Terheboh Tahun Ini)
Sejauh ini, Wawan menilai, gerakan teroris di tanah air masih berpusat di Poso. Daerah Sulawesi Tengah ini dipilih karena masyarakatnya bisa menerima gerakan ini. Selain itu juga untuk memudahkan hubungan dengan jaringan teroris di Philipina yang berpusat di Mindanau. "Kalau sewaktu-waktu Mindanau tutup, Poso bisa langsung jadi sentra dan basis pelatihan," katanya. Selama ini pasokan senjata dan amunisi untuk pelatihan di Poso masih bersumber dari Mindanau.
Dia berharap, densus 88 segera melakukan pendalaman dan menggali keterangan tentang sebaran jaringan teroris yang ada dari belasan anggota jaringan Abu Roban yang tertangkap dalam peggerebekan selama dua hari terakhir. Keterengan itu perlu dimanfaatkan untuk mempercepat pengejaran. Wawan khawatir bila prosesnya terlalu lama, maka jaringan yang tersisa dengan mudah berpindah ke daerah lain dan menghapus jejak gerakannya.
IRA GUSLINA SUFA