TEMPO.CO, Jakarta -Jakarta Fashion and Food Festival atau JFFF 2013 memasuki tahun ke-10. Dalam usia satu dekade menandakan sebuah perjalanan penting sebuah acara akbar pekan mode yang digelar Summarecon Kelapa Gading. Pada hari Minggu kemarin, 12 Mei 2013, ajang ini menyajikan peragaan yang menarik perhatian pengunjung Hotel Harris, Mal Kelapa Gading 3, Jakarta Utara.
Hari itu, melalui acara bertajuk Fairy Tales, empat perancang muda unjuk diri dalam ajang rutin tahunan ini. Mereka adalah Anastasia, Lisa Fitria, Fomalhaut Zamel dan Melia Wijaya. Keempatnya tergabung dalam Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI).
"Saya menyajikan karya yang berjudul Urban Decay," kata Anastasia. Rancangannya kali ini terinspirasi oleh lansekap kota dan bagaimana meluruh meskipun dimakan waktu.
Perancang yang biasa disapa Tasia ini mengatakan koleksinya adalah refleksi tentang ketidak kekalan dan bagaimana kondisi ini justru mengajarkan kita tentang kecantikan.
"Saya menampilkan rancangan yang memenuhi nilai bagaimana jelek berdampingan dengan hal-hal cantik tapi tetap memenuhi keindahan untuk dipandang mata," ujarnya.
Lisa Fitria dengan tema Blossom Mistery merupakan koleksi perdana labelnya di busana siap pakai. Melalui HEART & FEEL by Lisa Fitria, dia membuat busana yang ditujukan untuk wanita muda yang aktif dan modern.
"Koleksinya terinspirasi dari misteri-misteri kehidupan yang menjadi rangkaian dogeng indah di musim semi," kata dia.
Lisa menuangkan ke dalam motif-motif polynosik crape flower print yang berwarna lembut dan syahdu berupa warna nude, light grey dan baby green atau hijau muda.
Dia pun menggunakan bahan satin silk dan menghadirkan siluent berdetail sederhana yang tetap terlihat eksklusif dalam potongan aneka blus, rok, celana panjang, blaser, jaket dan gaun panjang.
Perancang Fomalhaut Zamel dengan Autochthonous menyajikan koleksi yang menggunakan sulaman khas Sumatera Barat. "Saya bereksperimen menyajikan gaya moderen yang bisa dikenakan oleh kaum muda dan masyarakat penganut gaya Urban dari bahan lokal sulaman Padang," ujar Zamel.
Sementara Melia Wijaya dengan Collage Degre dari hasil pengamatannya melihat era gaya pribadi saat ini yang diinspirasikan dalam kostum superhero. "Gaya ini mempunyai kemampuan yang tidak dimiliki oleh manusia biasa, yakni terbang, badan besar dan bentuk fisik ini menjadi inspirasi yang dilebih-lebihkan," kata Melia yang tampaknya ingin memberikan alternatif progresif alias menentang arus mode yang indentik dengan busana bagi mereka yang cantik dan ramping.
HADRIANI P
Topik Terhangat:
Teroris | E-KTP | Vitalia Sesha | Ahmad Fathanah | Perbudakan Buruh
Berita Terpopuler:
Ahmad Fathanah Minta Sefti Tak Meninggalkannya
Teka-teki Wiji Thukul, Tragedi Seorang Penyair
Menikah, Sefti Tak Tahu Fathanah Dibui 5 Tahun
Tri Kurnia, Istri Fathanah, Pernah Juara Sinetron
Wartawan Masuk Gedung PKS, Kader Diam 5 Menit