TEMPO.CO , Kuala Lumpur:Sekitar 200 tenaga kerja Indonesia (TKI), korban kebakaran di Malaysia, hidup memprihatinkan. Harta benda mereka ludes di lalap si jago merah, nasib mereka pun tak jelas. “Sampai hari ini, kami mencoba bertahan hidup dari bantuan orang-orang Indonesia yang datang membantu kami,” kata Abdul Hamid, TKI asal Sampang, Madura kepada Tempo di tempat kejadian, Ahad 12 Mei 2013.
Hamid tak bisa menyelamatkan harta benda, selain pakaian yang melekat di badan. Permasalahan kian kompleks karena mayoritas dari mereka tak sempat menyelamatkan dokumen diri, sehingga para TKI korban kebakaran tersebut kini hidup tanpa dokumen.
Sementara, bos mereka tetap meminta para korban kebakaran ini tetap bekerja. “Kalau kami tak mau bekerja, dia mengancam akan memanggil polisi agar kami ditangkap karena tak punya dokumen,” kata Zaki, TKI korban kebakaran lainnya.
Selasa 7 Mei 2013, 120 rumah bedeng dari papan dan kayu, tempat tinggal sekitar 200 TKI di daerah Bukit Serdang, Seksyen 5, Serdang, Selangor ludes terbakar. Kebakaran diduga akibat dari arus pendek listrik. Beberapa unit pemadam kebakaran tak mampu mengawal amukan api sehingga hampir semua rumah dan barang-barang para pekerja ludes terbakar.
Beberapa hari setelah kebakaran, ratusan TKI itu belum bisa membuat tempat tinggal. “Terpaksa kami makan dan tidur dipinggir jalan tempat Bapak lewat tadi,” kata Zaki.
MASRUR (Kuala Lumpur)
Terhangat:
Teroris | Penggemar Klub Eropa | Ahmad Fathanah | Perbudakan Buruh
Baca Juga:
Reuni Mesra Ahmad Fathanah & Istri Mudanya
PKS Bungkam Soal Kicauan Mahfudz Siddiq
KPK: PKS Jangan Membalikkan Fakta