Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Teknologi Bisa Sebabkan Demensia

image-gnews
Foto: livescience.com
Foto: livescience.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Di era kini, kemajuan teknologi semakin pesat. Aktivitas manusia seakan tidak lagi lepas dari peralatan elektronik. Namun riset terbaru menunjukkan, kehidupan modern dapat menyebabkan demensia atau kerusakan otak lebih awal. Para ahli pun menyalahkan tingginya penggunaan PC, ponsel, peralatan elektronik, dan bahan kimia sebagai penyebab rusaknya fungsi otak. Menurut penelitian Bournemouth University, Inggris, penyebab kematian tertinggi di 16 negara karena kerusakan syaraf. 

“Ini bukanlah faktor genetik karena periodenya terlalu singkat,” ujar pemimpin penelitian, Profesor Colin Pritchard di Daily Mail. Selain itu, akan ada hal yang mempengaruhi orang-orang di sejumlah negara. Dan epidemik ini dipengaruhi lingkungan serta perubahan sosial. "Seperti, wanita lebih mudah terpengaruh karena kehidupan mereka memiliki periode yang cepat berubah dibandingkan pria.” 

Amerika Serikat menjadi negara dengan jumlah kematian tertinggi yang disebabkan penyakit saraf sepanjang 1979 sampai 2010. Sementara itu, Inggris menampati posisi ke empat berdasarkan data statistik World Health Organization (WHO). Di negara kerajaan itu, jumlah penderita penyakit syaraf lebih banyak dialami wanita, mencapai 48 persen. Sementara pria penderita penyakit syaraf berjumlah 32 persen. Adapun jumlah kematiannya meningkat dari 4.500 orang menjadi 6.500.

Public Health Journal menyebutkan, teknologi menjadi epidemik tersembunyi yang menyebabkan kematian di bawah usia 74 tahun, terutama di Inggris. Total jumlah kematian karena dimensia di 16 negara pun meningkat signifikan. Bahkan jumlahnya sangat kontras bila dibandingkan dengan penyakit penyebab kematian lainnya.

Pritchhard mengatakan, statistik itu sangat mengancam masyarakat, terutama keluarga. “Kita harus mengenali seberapa besar epidemik ini betul-betul mempengaruhi lingkungan dan perubahan sosial,” ucapnya. Selama 30 tahun terakhir, terjadi ledakan produk elektronik, radiasi, PC, microwave, televisi, ponsel, dan polusi bahan kimia. "Tidak ada satupun faktor yang memiliki interaksi kuat antara pemicu perubahan lingkungan dengan perubahan kondisi."

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

DAILY  MAIL | SATWIKA MOVEMENTI

Topik Terhangat
PKS Vs KPK
| Edsus FANS BOLA | Ahmad Fathanah | Perbudakan Buruh

Berita Terpopuler
78 Ribu Orang Terdaftar untuk Pindah ke Mars

Ungkap Situs Gunung Padang, Tim Nasional Dibentuk 

Semua Laptop Stasiun Antariksa Kini Pakai Linux


Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


7 Manfaat Makan Buah Semangka bagi Kesehatan Tubuh

2 hari lalu

Ilustrasi Semangka
7 Manfaat Makan Buah Semangka bagi Kesehatan Tubuh

Semangka menjadi buah yang pas sebagai pilihan di bulan Ramadhan. Pada kondisi tubuh yang mengalami dehidrasi, buah ini menjaga kesehatan dan keseimbangan nutrisi.


Benarkah Kolesterol Tinggi Bisa Menimbulkan Rasa lelah?

4 hari lalu

Ilustrasi kolesterol. Shutterstock
Benarkah Kolesterol Tinggi Bisa Menimbulkan Rasa lelah?

Tingginya tingkat kolesterol biasanya dibarengi dengan gejala yang meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan masalah kesehatan lainnya.


5 Manfaat Minum Air Kelapa Hijau saat Berbuka Puasa

9 hari lalu

Ilustrasi kelapa muda (Pixabay.com)
5 Manfaat Minum Air Kelapa Hijau saat Berbuka Puasa

Tidak hanya segar, air kelapa hijau juga memiliki sejumlah manfaat yang signifikan bagi kesehatan tubuh.


6 Bahaya Konsumsi Santan secara Berlebihan

9 hari lalu

Ilustrasi santan kelapa. shutterstock.com
6 Bahaya Konsumsi Santan secara Berlebihan

Penting untuk menyadari bahwa santan juga memiliki sejumlah bahaya yang perlu diwaspadai, terutama jika dikonsumsi secara berlebihan.


Penelitian Menunjukkan: Banyak Penyakit yang Bisa Timbul karena Kurang Tidur

11 hari lalu

Ilustrasi tidur. Pixabay
Penelitian Menunjukkan: Banyak Penyakit yang Bisa Timbul karena Kurang Tidur

Kekurangan waktu tidur akan menyebabkan tubuh seseorang mengalami beberapa masalah. Apa saja?


5 Manfaat Mengurangi Konsumsi Gula bagi Tubuh

12 hari lalu

Ilustrasi gula di dalam wadah. Foto: Freepik.com
5 Manfaat Mengurangi Konsumsi Gula bagi Tubuh

Mengurangi konsumsi gula dapat memberikan dampak yang baik untuk tubuh. Apa saja?


Ketahui Suhu AC untuk Bayi yang Ideal Berdasarkan Usianya

15 hari lalu

Suhu AC untuk bayi perlu disesuaikan sesuai dengan usianya. Hal ini agar suhu tidak terlalu dingin atau panas. Berikut ini informasinya. Foto: Canva
Ketahui Suhu AC untuk Bayi yang Ideal Berdasarkan Usianya

Suhu AC untuk bayi perlu disesuaikan sesuai dengan usianya. Hal ini agar suhu tidak terlalu dingin atau panas. Berikut ini informasinya.


5 Manfaat Makan Pepaya

15 hari lalu

Ilustrasi buah pepaya. Unsplash.com/Pranjall Kumar
5 Manfaat Makan Pepaya

Pepaya mengandung berbagai nutrisi dan bermanfaat bagi kesehatan. Apa saja?


Bolehkah Makan Gorengan Saat Berbuka Puasa? Ini Penjelasannya

16 hari lalu

Bolehkah makan gorengan saat berbuka puasa? Jawabannya adalah boleh, namun tetap mempertimbangkan asupannya. Ini penjelasan lengkapnya. Foto: Canva
Bolehkah Makan Gorengan Saat Berbuka Puasa? Ini Penjelasannya

Bolehkah makan gorengan saat berbuka puasa? Jawabannya adalah boleh, namun tetap mempertimbangkan asupannya. Ini penjelasan lengkapnya.


Benarkah Olahraga Berlebihan Bisa Menyebabkan Disfungsi Ereksi?

20 hari lalu

ilustrasi olahraga treadmill (pixabay.com)
Benarkah Olahraga Berlebihan Bisa Menyebabkan Disfungsi Ereksi?

Meski dapat meningkatkan risiko kesehatan tertentu, namun olahraga berlebihan tidak menyebabkan impoten atau disfungsi ereksi (DE).