TEMPO.CO, Depok - Sejumlah penumpang perempuan mendukung penghapusan rangkaian KRL khusus wanita. Soalnya, konsep yang diusung PT KAI dalam mendahulukan penumpang perempuan tidak tertata rapi dan kerap tidak efektif. Salah seorang penumpang wanita di stasiun Universitas Indonesia, Kety, 40 tahun, mengatakan dirinya sangat setuju dengan penghapusan itu.
"Demi kebaikan, saya setuju karena memang sering kosong," kata Kety saat ditemui di stasiun UI, Selasa 14 Mei 2013. Menurut dia, KRL wanita itu tidak efektif karena jadwalnya tidak sesuai dengan kebutuhan. "Saya sih sering naik, tapi jika pas ketemu saja."
Soalnya, kata Kety, jika harus menunggu KRL wanita, mereka akan telat ke tempat tujuan. Apalagi, kedatangan kereta itu kerap terlambat. Kety berpendapat keberadaan kereta khusus itu akan membuat PT KAI rugi karena para penumpang wanita pun tidak terlalu mengandalkan kereta khusus. (Baca: Kereta Khusus Wanita Jakarta-Bogor Dihapus)
Penumpang lainnya, Indah Wulandari berpendapat senada. Indah berharap penghapusan rangkaian khusus wanita ini membuat PT KAI menambah jadwal keberangkatan dengan menjadikan rangkaian itu sebagai rangkaian reguler. "Mungkin ditambah gerbongnya saja. Kalau sekarang dua gerbong tiap rangkaian bisa ditambah dua kali lipatnya," ujarnya. (Baca: Pengguna KRL Kecewa Gerbong Khusus Wanita Ditarik)
ILHAM TIRTA
Topik Terhangat:
PKS Vs KPK | Edsus FANS BOLA | Ahmad Fathanah | Perbudakan Buruh
Berita Lainnya:
Fathanah dan Dewi Kirana 'The Queen of Pantura'
Wali Kota Bekasi: Penutupan Masjid Ahmadiyah Sah
Ayu Azhari dan Sefti Sanustika Saling Dukung
Dituding Sengaja Serang PKS, Ini Kata KPK