TEMPO.CO, Jakarta - Membaiknya data penjualan ritel Amerika Serikat serta dipertahankannya suku bunga acuan Bank Indonesia berhasil menahan indeks dari tekanan jual.
Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia hari ini menguat 27,31 poin (0,54 persen) ke level 5.081,94. Indeks bergerak di zona negatif sepanjang perdagangan namun berbalik arah di akhir sesi.
Analis dari PT Panin Sekuritas, Purwoko Sartono, mengatakan indeks berhasil ditutup menguat setelah sempat mengalami tekanan jual. "Kenaikan IHSG didorong oleh menguatnya sebagian bursa regional Asia di tengah pembukaan bursa Eropa yang negatif."
Positifnya data retail Amerika Serikat bulan April ke level 0,1 persen dibanding bulan sebelumnya yang turun 0,5 persen turut membawa sentimen positif bagi indeks. Membaiknya angka penjualan ritel mengindikasikan kegiatan konsumsi di AS membaik sehingga investor cukup optimistis menghadapi kuartal kedua.
Di sisi lain, hasil rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia yang mempertahankan suku bunga di level 5,75 persen direspons positif oleh investor. Dipertahankannya BI rate menandakan inflasi masih terkendali. Potensi kenaikan inflasi dari kebijakan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) belum begitu mengkhawatirkan.
Inflasi bulan April tercatat minus 0,1 persen (deflasi), sedangkan inflasi tahunan sebesar 5,57 persen dan inflasi inti 4,12 persen.
Saham yang berpindah tangan hari ini sebanyak 5,4 miliar lembar saham senilai Rp 6,6 triliun dengan frekuensi 146,6 ribu kali transaksi. Sebanyak 140 saham menguat, 122 saham turun, serta 98 lainnya stagnan. Asing mencatat penjualan bersih Rp 153,4 miliar.
PDAT | M. AZHAR