TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah perwakilan masyarakat Syiah, Sampang, Jawa Timur hari ini akan bertemu dengan ketua Dewan Perwakilan Rakyat, Marzuki Alie. "Pertemuan rencananya akan digelar sekitar pukul 11.00 WIB di ruang pimpinan DPR," kata pendamping hukum masyarakat syiah Sampang, Hertasning Ichlas, dari Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Universalia, saat dihubungi, Selasa, 15 Mei 2013.
Menurut Hertasning, sebelum bertemu Marzuki, massa rencananya akan menggelar aksi demontrasi di depan gedung dewan sekitar setengah jam. Selain diikuti perwakilan masyarakat, demo juga akan diikuti oleh puluhan alim ulama Syiah seluruh Indonesia.
Keterlibatan ulama Syiah seluruh Indonesia ini kata Hertasning semakin intens sejak pemerintah Sampang menyatakan setuju atas rencana relokasi masyarakat Syiah dari Sampang. Persetujuan secara lisan disampaikan pada 7 Mei 2013 lalu usai menerima aksi massa ratusan masyarakat yang mengatasnamakan diri dari desa Bluuran dan Karanggayam.
Aksi demonstrasi yang digelar di depan gedung dewan kata Hertasning merupakan bentuk protes dan kepedulian para ulama syiah seluruh Indonesia atas kesewenangan rezim pemerintah Sampang. "Kami menolak agar tuntutan ini ditolak dan pemerintah segera memberi rasa keadilan pada masyarakat Syiah korban kekerasan." Pemerintah diminta tak abai atas tindak kekerasan dan pembakaran 49 rumah warga Syiah pada 26 Agustus 2012.
YLBHU dan ulama Syiah se Indonesia juga menuntut Pemkab Sampang berpihak kepada korban yang selama ini telah berstatus pengungsi, tanpa melihat agama, aliran, golongan atau ras mereka. Pemkab kata mereka sudah seharusnya menjadi pengayom warganya dari ketidakadilan, kesewenangan dan perlakuan melanggar hukum.
Menurut Hertasning, masyarakat Syiah Sampang semula berencana juga akan mengadu ke Komisi Hukum DPR. Namun, belum ada kecocokan agenda dengan komisi pimpinan Gede Pasek Suardika itu. Komisi masih akan mencarikan waktu yang tepat. "Hari ini baru pimpinan DPR yang menyatakan bersedia."
IRA GUSLINA SUFA
Topik Terhangat:
Teroris| E-KTP |Vitalia Sesha| Ahmad Fathanah| Perbudakan Buruh
KESRA Terhangat
Menteri Nuh: Ada Empat Sebab Kisruh UN
Enam Merek Kosmetik Tidak Penuhi Standar BPOM
Jero: Harga Premium Lebih Mahal dari Solar