TEMPO.CO, Surabaya-Giliran Eggi Sudjana-M. Sihat yang mendatangi Komisi Pemilihan Umum Jawa Timur, untuk mendaftar sebagai bakal calon gubernur-wakil gubernur, Rabu, 15 Mei 2013. Uniknya, pasangan dari jalur perseorangan ini menampilkan kesenian reog dan membawa dua ekor sapi untuk dihadiahkan kepada KPU.
Dua sapi itu, kata Eggi, sebagai simbol agar KPU tidak bermain politik dagang sapi. "Jangan melakukan politik dagang sapi, mengorbankan orang, memotong orang. Mending sapi aja yang dipotong," kata Eggi pada Tempo, Rabu, 15 Mei 2013.
Namun, sapi itu ditolak karena KPU dilarang menerima pemberian dari para peserta Pemilu. Akhirnya, Eggi pun menghibahkan kedua sapi itu kepada yatim piatu.
Bersamaan dengan pendaftarannya, Eggi mengaku memprotes keputusan KPU yang mengharuskan untuk mengumpulkan 1.756.374 kartu tanda penduduk. Padahal, Eggi sudah mengklaim mendapat dukungan dari 1,2 juta orang, melebihi syarat minimal 1.118.097 KTP.
Ia menganggap proses verifikasi KPU tidak netral sehingga berkas dukungan itu menjadi tidak memenuhi syarat, misalnya tidak dilengkapi materai.
Selain itu, pergantian calon pasangan juga dipermasalahkan KPU. Sebelum menggandeng Sihat, Eggi memang sempat berencana maju berpasangan dengan calon lain bernama Eddy Prasetyo. Beberapa berkas masih menyatakan dukungan kepada Eggi dan Eddy. Ini dianggap salah oleh KPU.
Menurut Eggi, KPU seharusnya tetap mengakui Sihat sebagai calon resmi dan mencoret Eddy dari persyaratan dukungan. Atas kondisi itu, ia mengaku rugi. Sebab, selembar berkas mewakili 12 KTP.
Eggi bertekad melengkapi kekurangan jumlah KTP dukungan. Ia akan menyerahkan 2 juta KTP dukungan sebelum batas akhir 23 Juni 2013. Kalau nanti tidak lolos, Eggi mengancam akan mengajukan gugatan. Sebab, kata Eggi, kesalahan ada pada KPU.
Anggota KPU Jawa Timur Divisi Teknis dan Penyelenggaraan Data, Agus Machfud Fauzi, memastikan KPU telah melakukan verifikasi dengan benar dan sesuai prosedur. Ia tidak menampik jika ada sejumlah berkas yang amburadul. Bahkan, petugas langsung membetulkan dan merapikan jika ada materai yang copot atau ada berkas yang tidak pas.
Faktanya, dari hasil verifikasi di tingkat PPK dan PPS, sebagian pendukung Eggi tidak ditemukan, orangnya tidak ada, atau namanya ganda. "Realitasnya seperti itu. KPU itu kalau benar dilaporkan benar, kalau salah dilaporkan salah," katanya.
AGITA SUKMA LISTYANTI