TEMPO.CO, Makassar - Warga kembali diresahkan oleh ulah sejumlah preman yang kerap beroperasi di Pantai Losari. Hendra, warga Jalan Sungai Saddang Baru, mengatakan operasi yang diprogramkan kepolisian beberapa waktu lalu saat ini sedang jalan di tempat.
“Buktinya, di Pantai Losari masih banyak tukang palak berkeliaran. Tak segan mereka berbuat kasar kepada korbannya apabila tidak dipenuhi permintaan mereka,” kata Hendra, Kamis, 16 Mei 2013.
Hendra khawatir kasus pengeroyokan berujung penikaman yang menewaskan seorang pengunjung di anjungan Pantai Losari pada Maret lalu terulang kembali. Karena itu, Hendra meminta penyakit masyarakat tersebut segera diberantas.
Yusliadi, warga asal Kabupaten Gowa, meregang nyawa setelah dikeroyok dan ditikam oleh sejumlah preman Losari. Saat itu, korban yang hendak pulang ke rumahnya dimintai uang parkir Rp 4.000. Namun pria 29 tahun itu hanya memberi mereka separuhnya. Cekcok mulut berujung perlakahian pecah.Di tubuh korban ditemukan luka tusukan dan memar akibat dikeroyok dengan menggunakan benda tumpul.
Kepala Kepolisian Sektor Ujung Pandang, Komisaris Diary Astetika, mengatakan operasi preman masih tetap jalan. Utamanya pada malam hari dan pada Minggu. Namun, dia mengaku cukup kewalahan menjaring kemudian meneruskannya ke meja hijau lantaran kekurangan saksi. “Kami tidak punya bukti dan saksi yang cukup,” kata Diary.
Menurut Hidayat, warga Makassar, cukup banyak kelompok preman yang beroperasi di Pantai Losari. Selain pengunjung, kata dia, sasaran utamanya adalah pedagang kaki lima. “Saya pernah melihat penjual ditendang sampai nasi bungkusnya terhambur, hanya karena belum diberi uang,” ujar Hidayat.
Kegiatan pemberantasan tindakan premanisme yang gencar dilakukan Kepolisian Resor Kota Besar Makassar beberapa waktu lalu sempat menjaring ratusan orang. Namun sampai saat ini tidak jelas penanganan hukumnya. Malah, kabarnya mereka sudah dibebaskan kembali.
IRFAN ABDUL GANI
Topik Terhangat
PKS Vs KPK | E-KTP | Vitalia Sesha | Ahmad Fathanah | Perbudakan Buruh
Berita lain:
Indoguna Akui Setor Uang ke PKS
Fathanah Akui Indehoy dengan Maharani
Penjual Gorengan Ini, Anaknya Kuliah di Jerman
PKS Tawarkan Suguhan, KPK Menolak