TEMPO.CO, New York - Para ilmuwan setuju, bibir berevolusi pertama kali untuk makan dan kemudian untuk pidato. Namun, dengan ciuman, berlaku 'lapar' yang berbeda. Ciuman memicu angin puyuh pesan neuro-kimia yang memberikan sensasi sentuhan untuk gairah seksual, perasaan kedekatan, bahkan gelombang euforia.
Namun, berciuman yang tidak hanya sekadar memberi efek internal tetapi juga mengirimkan pesan eksternal. Ciuman mempertemukan dua pribadi yang saling mengirim pesan kuat. Ciuman seperti halnya sebuah pukulan, dapat mengirimkan banyak informasi tentang potensi hubungan.
Penelitian membuktikan bahwa 'ciuman pertama' dapat menyebabkan seseorang meninggalkan Anda atau justru memberikan sebuah harapan yang matang. Kegiatan seksual ini memberikan informasi di alam pikiran sadar dan bawah sadar sehingga mendorong sebuah keputusan. Beberapa peneliti percaya bahwa ciuman bahkan dapat mengungkapkan sejauh mana pasangan berkomitmen untuk membesarkan anak-pusat.(Baca: Misteri Ciuman)
Hampir 50 tahun yang lalu, seorang ahli zoologi dan penulis Inggris Desmond Morris seperti ditulis dalam Smarter Lifestyles, mengemukakan bahwa mungkin ciuman berevolusi dari primata: ibu mengunyah makanan untuk anak-anak mereka, dan kemudian memberi mereka makan dari mulut ke mulut. Karena simpanse masih makan dengan cara ini, manusia purba mungkin melakukannya juga. Penempelan bibir kemudian berkembang sebagai cara untuk menghibur anak-anak di saat kelaparan dan akhirnya menjadi ekspresi umum kasih sayang.
Hal ini diyakini bahwa pembawa pesan kimia gaib bernama feromon membantu berevolusinya ciuman intim. Kedua hewan dan tumbuhan menggunakan feromon untuk berkomunikasi: serangga, misalnya, memancarkan feromon untuk sinyal alarm, menunjukkan jejak makanan, atau mengumumkan ketarikan seksual.
Pada tahun 1995, seorang peneliti Swiss menunjukkan mengapa feromon juga sangat penting pada manusia. Dia meminta wanita mengendus kaus yang dikenakan oleh laki-laki dan bertanya bau apa yang terenak. Hasilnya mengejutkan: para wanita tidak memilih secara acak, yang ditemukan dengan membandingkan DNA perempuan dan laki-laki. Sebaliknya, perempuan sangat memilih aroma pria yang memiliki histocompatibility kompleks (MHC), yakni gen yang membentuk sistem kekebalan tubuh. Jadi, ciuman mungkin cara seorang wanita menilai potensi kekebalan pasangannya.
Namun, para ilmuwan tidak mengatakan sesuatu yang baru yang perlu orang tahu. Intinya, ketika tiba saatnya untuk menutup mata Anda, kita semua tahu bahwa ciuman tidak pernah hanya sebuah ciuman.
SMARTER LIFESTYLES | ANINGTIAS JATMIKA
Topik Terhangat:
PKS Vs KPK E-KTP Vitalia Sesha Ahmad Fathanah Perbudakan Buruh
Baca Juga:
Indoguna Akui Setor Uang ke PKS
Hilmi dan Suswono Janjikan Bantu Indoguna
Fathanah Akui Indehoy dengan Maharani
Fathanah Ketahuan Curi Dokumen KPK
Ahmad Zaky Disebut Minta Jatah Fee Impor Sapi