TEMPO.CO, Malang - Panitia Pengawas Pemilihan Umum (Panwaslu) mengancam akan memboikot pelaksanaan pemilihan Wali Kota Malang. Alasannya, sebagian dana operasional sebesar Rp 1,6 miliar untuk panwaslu belum cair. Dana itu bagian dari total dana yang dianggarkan sebesar Rp 2,6 miliar. "Dana yang dicairkan hanya Rp 1 miliar," kata Koordinator divisi pengawasan dan penindakan Panwaslu Kota Malang, Febry Chresdanty, Jumat 17 Mei 2013.
Proses pencairan pun molor, Panwas baru menerima pembayaran sepekan lalu. Panwaslu menuntut agar Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) segera mencairkan dana yang telah dialokasikan di Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (ABPD) Kota Malang 2013.
"Jika tak ada anggaran kita tak bisa bekerja," katanya. Apalagi, saat ini masa kampanye selesai 19 Mei 2013. Sehingga, menurut dia, dibutuhkan banyak tenaga dalam proses pengawasan. Sedangkan saat ini, Panwaslu juga menyiapkan kelompok kerja dan koordinasi di setiap tempat pemungutan suara (TPS). Total jumlah pokja pengawasan di TPS sebanyak 1.200 orang. Mereka akan mendapat upah Rp 50 ribu per hari.
Komisi Pemilihan Umum Kota Malang juga mengalami hal serupa. Dari pengajuan anggaran sebesar Rp 18 miliar, sekitar Rp 7 miliar yang belum terbayar. Kebutuhan dana operasional untuk proses pemilihan Wali Kota Malang sangat mendesak. Apalagi, pemungutan 23 Mei 2013 tinggal dalam hitungan hari.
"Sebagian besar dana untuk honor panitia pemilihan," kata Ketua KPU Malang Hendry. Meliputi panitia pemilihan kecamatan (PPK), panitia pemilihan suara (PPS) dan kelompok penyelenggaran pemungutan suara (KPPS). Total sebanyak 11 ribu orang yang bekerja selama proses pemilihan Wali Kota Malang selama tujuh bulan ini. Ia berharap anggaran dana segera teralisasi sehingga tak menganggu proses pemiliham.
Kepala DPPKAD Kota Malang, Wahyu Santoso mengaku belum menerima surat dari KPU Kota Malang atas permintaan pencairan dana tersebut. Menurutnya, dana termin kedua telah disediakan dan bakal segera dicairkan. Namun, ia enggan menyebut kapan dana itu cair. "Segera kita cairkan," katanya.
EKO WIDIANTO
Berita Lain:
Begini Awal Maharani Berkencan dengan Fathanah
Falcao Menepis Rumor Kepindahannya
Rumah Ibadah Ahmadiyah di Tulungagung Dirusak
Fee Dinner Maharani Suciyono Rp 2 juta