TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Komisi E DPRD DKI Jakarta, Igo Ilham, menyayangkan sikap 16 rumah sakit yang mundur dari program Kartu Jakarta Sehat. Sebab, kebutuhan rumah sakit untuk pelayanan KJS sangat banyak. “Dengan begini, kemampuan pelayanan berkurang,” ujar Igo ketika dihubungi Tempo, Sabtu, 18 Mei 2013.
Meski begitu, menurutnya, Komisi memaklumi. “Ya kami maklumlah. Kami tidak mau salahkan RS.” Dia menyebut, Komisi memahami dua alasan mendasar belasan RS untuk mundur, seperti dikemukakan dalam rapat Kamis lalu.
Alasan pertama, persoalan sistem pembayaran rumah sakit oleh Pemerintah DKI Jakarta melalui PT. Askes yang jumlahnya tidak penuh sesuai klaim rumah sakit. “Mereka rugi berlebihan. Mereka dibebani biaya, sedangkan klaim tidak dibayar sepenuhnya.”
Igo menjelaskan, Askes memiliki kriteria tertentu dalam membayar klaim rumah sakit yang mengakibatkan berkurangnya jumlah penerimaan rumah sakit. “Misalnya, untuk bedah diganti hanya 30 persen, rawat jalan 80 persen, rawat inap 60 persen.”
Sistem ini memang berbeda dengan sistem sebelumnya yang diterapkan Dinas Kesehatan dalam membayar klaim rumah sakit. “Dinkes membayar penuh.” Hanya, kelemahannya, pembayaran baru cair dalam waktu tiga bulan karena tenaga personel terbatas. Sedangkan Askes bisa mencairkan pembayaran dalam sebulan saja.
Alasan kedua, kata Igo, rumah sakit mengaku tidak bisa memenuhi standar pelayanan pasien karena jumlahnya membeludak. Pengobatan gratis membuat warga berbondong-bondong ke puskesmas dan rumah sakit. Jumlah pasien berlipat, sedangka waktu pelayanan tetap sama. “Overload. Standar minimal (pelayanan) saja tidak bisa mereka penuhi.”
Untuk itu, Komisi bakal mengevaluasi pelaksanaan KJS. Igo berharap Pemprov DKI dan Askes segera memaparkan rencana mereka terkait pengunduran diri belasan rumah sakit. “Kami harap mereka sampaikan rencananya. Bisa enggak ada perubahan sistem?,” ujar Igo.
Sejauh ini, dia menambahkan, opini yang dia tampung dari pengelola sejumlah rumah sakit, mereka lebih memilih dibayar penuh meski lebih lama. “Yang penting dibayar penuh,” katanya.
ATMI PERTIWI