TEMPO.CO, Tangerang - Tenaga medis yang menangani korban longsor di terowongan fasilitas pelatihan tambang bawah tanah PT Freeport Indonesia, Mulyadi Muchtiar, menyatakan pasiennya mengalami multiple-trauma.
"Multiple trauma mengakibatkan gangguan otot dan sistem pembuluh darah pasien," kata Mulyadi. Ia menjelaskan ini mengganggu kerja organ pasien dan mengganggu pasokan oksigenasi. "Pasien mengalami tekanan yang tiba-tiba dan sangat hebat saat kejadian," kata Mulyadi.
Salah satu pasien harus menggunakan alat bantuan pernafasan atau ventilator. Pasien ini menjalani pemeriksaan dan perawatan secara intensif di Critical Care Unit di Rumah Sakit Premier Bintaro. "Kondisi satu pasien kritis dan perlu dibuat tidak sadar agar pemulihannya efektif," kata Mulyadi.
Pada 14 Mei 2013, terowongan fasilitas pelatihan tambang bawah tanah PT Freeport Indonesia runtuh. Akibatnya, diperkirakan 34 pekerja terjebak dalam reruntuhan terowongan yang terletak di Kecamatan Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua.
ISMI DAMAYANTI
Baca Juga:
Berita Lainnya:
Meski Sepesawat, Tifatul 'Ngaku' Tak Kenal Fathanah
Pacaran dengan Fatin Shidqia? Mikha Angelo Senyum
Sopir Fathanah Mengaku Serahkan Duit kepada Luthfi
Kuliah Hatta Rajasa di UNY Menuai Kritik
Wartawan Prancis Kagumi Fatin Shidqia