TEMPO.CO, Jayapura - Kepala Tehnik Tambang Freeport, Nurhadi Sabirin menyatakan, tim penyelamatan dan pemulihan korban longsornya fasilitas Freeport menggunakan alat deteksi getaran, Lifepak 3. “Perangkat ini telah mendeteksi getaran-getaran yang seirama dengan detak jantung manusia,” kata Nurhadi. “Tapi hal ini belum dapat dipastikan karena ada kemungkinan disebabkan getaran lainnya."
Tim masih belum menemukan tanda lain dalam pencarian 72 jam kemarin. Nurhadi mengatakan akan terus berupaya 24 jam tanpa henti dengan cepat dan aman guna menjangkau lokasi para pekerja yang masih terperangkap.
“Tapi semakin banyak waktu yang dibutuhkan dapat memperkecil kemungkinan adanya pekerja yang selamat,” kata dia. “Kami minta dukungan semua pihak dan doanya untuk rekan-rekan kerja kita beserta keluarganya."
Dalam keterangan tertulis kepada wartawan di Jayapura, Sabtu, 18 Mei 2013, Vice President Corporate Coomuncation PT Freeport Indonesia (Freeport), Daisy Primayanti, mengatakan tidak ada perubahan status dari para pekerja Freeport yang terperangkap sejak 15 Mei 2013 lalu. “Para pekerja yang dipercaya tertimbun reruntuhan ada 38 orang, selamat 10 orang, korban jiwa ada lima orang dan yang masih belum diketahui ada 23 orang,” begitu pernyataan tertulis dari Freeport.
Presiden Direktur PT Freeport Indonesia, Rozik B Soetjipto, menegaskan, akan menginvestigasi menyeluruh mengungkap penyebab tragedi tersebut. "Kami akan menyiapkan bantuan tenaga ahli internasional dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral untuk melakukan investigasi," kata Soetjipto.
Baca Juga:
CUNDING LEVI
Topik terhangat:
PKS Vs KPK | E-KTP | Vitalia Sesha | Ahmad Fathanah | Perbudakan Buruh
Terpopuler
Geng Motor Binaan Klewang Lahir dari Istilah Seks
Luthfi-Fathanah Giring Menteri Suswono
Fee untuk Luthfi, Annukhud Arbain Milyar