TEMPO.CO, JSurabaya -Sejumlah pemerhati lingkungan mendesak Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru untuk membatasi kuota pendakian Gunung Semeru. Selain keamanan dan kenyamanan pendaki, faktor sampah plastik yang ditinggalkan pendaki menjadi alasan mereka.
Abdullah Al Kudus, aktifis lingkungan di Kabupaten Lumajang mengatakan, keberadaan sampah plastik yang ditinggalkan oknum pendaki kawasan Gunung Semeru sangat memprihatinkan. "Seharusnya taman nasional konsisten dengan pembatasan kuota pendakian," kata Abdullah yang biasa disapa Aak ini saat dihubungi Tempo, Ahad, 19 Mei 2013. |
Tokoh pemuda di Lumajang ini mendapat informasi kalau keberadaan sampah di Ranu Kumbolo sudah memprihatinkan. Dengan kuota pendakian, taman nasional akan lebih maksimal mengawasi para pendaki berikut potensi sampah yang dibawa pendaki.
Libur panjang akhir pekan kemarin, dia menerima informasi jumlah pendaki melonjak hingga mencapai 3.000 orang. "Untuk mengawasi jumlah pendaki sebanyak itu dengan sumber daya manusia taman nasional yang terbatas, jelas tidak mungkin," kata Aak.
Seharusnya, kata Aak, taman nasional membatasi kuota pendakian Gunung Semeru. "Saya pernah mendapat informasi kalau sebenarnya kuota pendakian Semeru dibatasi hingga 200 orang saja," katanya. Taman nasional seharusnya konsisten dengan pembatasan kuota ini.
Hal yang sama dikatakam Pecinta Alam Semeru (PAS), Sukaryo. Dihubungi Tempo, Sukaryo yang biasa disapa Cak Yo, mengatakan taman nasional sedang bingung. "Di salah satu sisi pemerintah meminta kawasan taman nasional dijaga fungsi dan kelestarainnya. Namun disisi lain, TN BTS dicanangkan sebagai destinasi wisata," kata dia. Bayu Asworo Hadi, seorang pendaki mengatakan, taman nasional seharusnya menaikkan tarif ke Semeru.
Dengan menaikkan tarif, nantinya, taman nasional memiliki anggaran lebih untuk mengatasi persoalan sampah Gunung Semeru. Formula lainnya adalah, keharusan pendaki kelompok didampingi porter yang bertugas membawakan sampah plastik pendaki. "Biaya menyewa porter dibebankan kepada pendaki," katanya.
Harus ada terobosan cara untuk mengatasi persoalan sampah Semeru yang sudah mengkhawatirkan ini. Kepala Bidang Pengelolaan Taman Nasional Wilayah II Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) di Kabupaten Lumajang, Sucipto mengatakan, taman nasional sudah mulai membahas ihwal pembatasan kuota pendakian. "Masih kami carikan formula yang tepat," katanya. "Nanti baru ditentukan berapa idealnya pembatasan kuota pendakiannya."
DAVID PRIYASIDHARTA
Topik terhangat:
PKS Vs KPK | E-KTP | Vitalia Sesha | Ahmad Fathanah | Perbudakan Buruh
Berita Terpopuler:
EDISI KHUSUS Cinta dan Wanita Ahmad Fathanah
Pengakuan Berubah-ubah Fathanah
8 Kejahatan Geng Motor Klewang Tahun ini
Alfons Taryadi, Wartawan Senior Tutup Usia