TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian Gamal Nasir mengaku optimis target produksi minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) bisa tercapai meskipun perluasan lahan terhambat. Pada Mei 2013, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memperpanjang moratorium pemberian izin baru pemanfaatan hutan alam primer dan lahan gambut hingga 2015.
Gamal mengatakan tanpa pembukaan lahan baru, Indonesia masih bisa meningkatkan produksi CPO dari lahan yang ada saat ini. Di antaranya dengan mengoptimalkan pemanfaatan lahan-lahan tidur.
"Dari segi lahan sebetulnya masih banyak izin lama yang belum semua ditanami. Dari data Badan Pertanahan Nasional juga masih banyak lahan terlantar," kata Gamal kepada Tempo, Senin, 20 Mei 2013.
Selain memanfaatkan lahan yang belum ditanami, Gamal mengatakan pemerintah akan mendorong peningkatan produktivitas lahan. Kementerian mencatat pada 2012 produktivitas lahan sawit baru sekitar 3,57 ton per hektare.
"Ada lebih dari 3 juta hektare perkebunan sawit rakyat, ini bisa ditanami lagi dengan bibit baru yang berkualitas dan dibina supaya produksi meningkat," kata Gamal.
Sebelumnya Kementerian Pertanian menargetkan produktivitas CPO bisa mencapai 9,1 juta ton per hektare pada 2025. Angka ini dengan produksi tandan buah segar sawit 35 ton per hektare dan rendemen 26 persen.
Pada 2012, Indonesia memproduksi 26,5 juta ton sementara ekspor CPO dan produk turunanya mencapai 18,14 juta ton. Pada tahun ini produksi CPO diperkirakan bisa mencapai 28 juta ton.
BERNADETTE CHRISTINA