Prototype Mobil Listrik Diluncurkan di Yogya
Reporter: Tempo.co
Editor: Pruwanto
Senin, 20 Mei 2013 14:52 WIB
Pengemudi mobil UNY EVO, Hasbi mendemonstrasikan pengoperasian mobil listrik saat peluncuran mobil listrik UNY EVO karya tim Garuda UNY di Auditorium Universitas Negeri Yogyakarta, (2/5). TEMPO/Suryo Wibowo
Iklan
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta -Kementerian Riset dan Teknologi meluncurkan prototype mobil listrik nasional di Yogyakarta, Senin, 20 Mei 2013. Kendaraan berkapasitas 15 penumpang produk penelitian Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia ini dioperasikan di Taman Pintar sebagai angkutan wisatawan keliling keraton dan alun-alun.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menteri Negara Riset dan Teknologi Gusti Muhammad Hatta mengatakan kendaraan itu dibuat sesuai dengan arahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di peringatan hari teknologi nasional di Bandung, setahun lalu. Tujuannya, membuat inovasi mobil ramah lingkungan berbiaya rendah (low cost green car). “Dan kalau bisa itu angkutan umum,” dia menceritakan gagasan mobil yang diluncurkan di Yogyakarta.

Kendaraan listrik itu berupa micro bus bernomor polisi D 7091 C. Mengandalkan bateri lithium 320 VDC 160 Ah seberat 550 kilogram, kendaraan itu bisa melaju hingga kecepatan maksimal 100 kilometer per jam. Untuk sekali pengisian baterai, dari kosong hingga penuh, dibutuhkan waktu pengisian 30 menit dan bisa menempuh perjalanan maksimal 115 kilometer. Namun karena kendaraan dilengkapi pendingin udara, kondisi bateri penuh itu diperkirakan menjangkau 80-100 kilometer.

Pembuatan kendaraan ini menelan biaya penelitian sebesar Rp 1,8 miliar. Sebanyak 1,2 miliar di antaranya digunakan sebagai biaya produksi. Selama beroperasi di Yogyakarta, kondisi mobil akan dipantau dan dievaluasi kekurangannya sebelum ditawarkan ke pasar. Salah satu kelemahan kendaraan itu terletak pada baterai. Penelitian masih dikembangkan untuk menemukan bentuk baterai kecil yang memiliki daya simpan listrik besar. “Hanya satu yang belum kami kuasai sepenuhnya, yaitu baterai,” kata dia.

Kendaraan itu, kata dia, bukan satu-satunya prototype kendaraan listrik yang dikembangkan. LIPI masih membuat dua prototype lain. Satu kendaraan berupa micro bus yang didesain sebagai tempat pertemuan mobil dan satu lainnya berupa sedan .

Ia mengatakan agar dunia industri tertarik memproduksi massal kendaraan listrik semacam ini, Kementerian berusaha mengeluarkan sejumlah kebijakan, seperti keringanan pajak. “Masalahnya sama,” dia membandingkan dengan kendaraan berbahan bakar minyak yang sekarang beredar di pasar. “Kami dapat pajak tapi mereka keluarkan pencemaran.”

Akibatnya, pemerintah kembali mengeluarkan uang untuk membersihkan pencemaran yang ditimbulkan. “40 persen pencemaran di Jakarta berasal dari kendaraan,” kata dia.

Koordinator peneliti mobil listrik LIPI Abdul Hapid mengatakan mobil listrik merupakan jawaban atas semua persoalan kendaraan konvensional. Tak harus mengandalkan energi minyak, semua jenis sumber daya alam di masing-masing daerah bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan listrik penggerak. Selain itu, “Mobil listrik nol emisi,” kata dia.

Prototype mobil listrik yang diluncurkan di Yogyakarta itu, diakui belum sepenuhnya sempurna. Menurut dia, diharapkan setahun ke depan, penyempurnaan bisa dilakukan dan hasilnya bisa ditawarkan ke industri.

ANANG ZAKARIA

Topik terhangat:PKS Vs KPK | E-KTP | Vitalia Sesha | Ahmad Fathanah | Perbudakan Buruh

POLITIK TerpopulerAiptu Sitorus Laporkan 3 Hal ke Kompolnas Fathanah: Kekuatanku Sekarang Cuma Tuhan dan Sefti Ical dan Ibas Kompak Dukung Bibit Waluyo

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi