TEMPO.CO, Bandung - Satu dari personel Trio Bimbo, Acil Darmawan Hardjakusumah, menolak komersialisasi hutan kota Babakan Siliwangi (Baksil), Bandung, Jawa Barat. Ia ikut dalam aksi penolakan itu. "Saya sakit hati oleh kebijakan pemerintah dan PT. EGI," kata Acil, yang memimpin orasi, Senin, 20 Mei 2013, siang.
Acil dalam orasinya, mengatakan banyak makhluk halus berupa manusia. "Semua dimakan, Babakan Siliwangi juga dicaplok," kata dia ketika ditemui Tempo di tengah aksi. Di jaman abnormal, dia mengajak massa melawan komersialisasi Babakan Siliwangi dengan cara yang tak normal.
Wali Kota Bandung Dada Rosada telah meneken kontrak dengan PT. EGI. Perusahaan ini hendak membangunan restoran di kawasan hutan kota itu. Komisi A DPRD Kota Bandung Haru Suandaru, menyarankan masyarakat yang kontra menempuh jalur hukum jika ingin membatalkan kontrak itu. "Karena sudah terlanjur, MOU sudah turun," kata Haru.
Mengatasnamakan suku Sunda, Acil menganggap orang Sunda, yang selama ini sudah lama diam, bangun atas tantangan dari pemerintah. Acil menceritakan bagaimana dia memimpin aksi penolakan komersialisasi Babakan Siliwangi pada tahun 2002. "Dan pada tahun itu kami berhasil," kata dia. Namun aksi hari ini jauh lebih meriah daripada aksi-aksi sebelumnya.
Selain Acil Bimbo, aksi diikuti mantan Gubernur Jawa Barat Solihin GP. "Orang Sunda kumpul di sini, memperlihatkan mereka ingin hidup dengan alam," kata dia. Aksi dimulai dengan ritual pembacaan doa. Setelah itu, pengikut aksi yang dipimpin oleh Seniman Bandung Tisna Sanjaya, membongkar seng yang mengelilingi Babakan Siliwangi dan telah dilukis, untuk dipamerkan dan dilelang di kantor Pemerintah Kota Bandung.
PERSIANA GALIH
Topik terhangat:
PKS Vs KPK | E-KTP | Vitalia Sesha | Ahmad Fathanah | Perbudakan Buruh
BISNIS Terpopuler
Ekonom Nilai Positif Skema Kompensasi BBM
52 Pengusaha Selandia Baru Kunjungi Indonesia
Usulan Kompensasi BBM Dibahas Hari Ini