TEMPO.CO, Yogyakarta - Keluarga korban penembakan oleh anggota Kopassus di Lembaga Pemasyarakatan Cebongan Sleman, Yogyakarta, akan berangkat menuju markas Polisi Militer Daerah Militer (Pomdam) IV Diponegoro, Semarang untuk memastikan keberadaan 12 tersangka pembunuh empat tahanan Cebongan asal Nusa Tenggara Timur, Rabu 22 Mei 2013. "Saya dikontak seseorang besok keluarga korban ingin pastikan betul tidak 11 (12) tersangka ada di Semarang," kata Ketua Paguyuban Flores, Sumba Timor, dan Alor (Flobamora), Hillarius Mero Selasa 21 Mei 2013.
Tujuan kunjungan itu juga untuk mendesak agar 12 anggota Koppasus itu segera diadili. "Kami minta penyidik polisi militer segera memproses. Motif pembunuhan harus diungkap," ujar Hillarius. Sesepuh Ikatan Keluarga Pelajar Mahasiswa Nusa Tenggara Timur, Daniel Damaledo meminta agar proses pengadilan militer digelar secara terbuka agar masyarakat bisa melihat. Pengadilan militer harus menjelaskan identitas lengkap pelaku kepada publik. "Di era reformasi ini militer dituntut terbuka dan adil," kata dia.
Penyerangan itu mengakibatkan tewasnya empat tahanan titipan Polda DIY oleh anggota Kopassus pada 23 Maret 2013, yakni Hendrik Angel Sahetapi alias Deki (31), Yohanis Juan Manbait (38), Gameliel Yermianto Rohi Riwu alias Adi (29) dan Adrianus Candra Galaja alias Dedi (33). Korban adalah tersangka penganiayaan yang menewaskan anggota Kopassus Sersan Kepala Heru Santoso di Hugo’s Café Yogyakarta 19 Maret 2013.
Sementara itu, ratusan orang yang menyebut diri elemen masyarakat Yogyakarta juga akan menemui 12 tersangka anggota Kapassus itu di Pomdam IV Diponegoro di Semarang pada Rabu 22 Mei 2013. "Kami akan memberikan dukungan moril. Kami yakinkan, mereka jangan menyesal (atas penembakan yang dilakukan) karena justru telah membantu kami," kata juru bicara kelompok ini Muhammad Suhud, Selasa 21 Mei 2013. Muhammad selama ini dikenal sebagai komandan Pasi Katon, kelompok pendukung Paku Alam IX dalam kasus rebutan tahta Puro Pakualaman.
Sebelumnya, masyarakat Yogyakarta yang memberi dukungan aksi Kopassus itu adalah kelompok Sekretariat Bersama Pendukung Keistimewaan. Tapi, Koordinator Sekber Keistimewaan Widihasto membantah. "Tidak hanya sekber. Tapi gabungan dari elemen masyarakat Yogyakarta," kata Widihasto yang pernah dikenal sebagai mahasiswa aktivis pada 1998. Simak penyerangan di Lapas Cebongan di sini.
SHINTA MAHARANI | PITO AGUSTIN RUDIANA
Topik terhangat:
PKS Vs KPK | Vitalia Sesha | Ahmad Fathanah | Perbudakan Buruh
Baca juga:
EDSUS Cinta Fathanah
Kiki Amalia Disebut Terima Duit Fathanah via BCA
Jokowi: Siapa Saya, Kok Dibikinin Film?
Robert Pattinson dan Kristen Stewart Berpisah?