TEMPO.CO, Jakarta - Sentimen negatif dari bursa regional dijadikan momentum bagi investor untuk melakukan aksi ambil untung.
Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia hari ini melemah 26,22 poin (0,50 persen) ke level 5.188,76. Indeks mengalami koreksi setelah dua hari berturut-turut mencetak rekor tertinggi.
Analis dari PT Millenium Danatama Sekuritas, Probo Sujono, mengatakan adanya spekulasi stimulus bank sentral Amerika akan dihentikan akhir tahun ini menjadi katalis negatif di bursa regional. "Berita negatif ini dimanfaatkan oleh investor untuk merealisasikan keuntungan setelah indeks naik cukup signifikan di perdagangan sebelumnya."
Presiden Federal Reserve Chicago, Charles Evans, mengatakan bahwa bank sentral bisa menghentikan program pelonggaran kuantitatif ketiga (QE3) apabila data tenaga kerja membaik. Namun, tidak sedikit pelaku pasar yang yakin program itu akan dilanjutkan sampai tahun depan.
Pasar masih menunggu pernyataan resmi dari Kepala Bank Sentral Amerika, Ben Bernanke, yang akan berbicara pada Minutes Meeting The Fed hari ini waktu setempat. "Melihat tren pemulihan ekonomi yang ada, sepertinya stimulus tidak akan dihentikan melainkan dikurangi," kata Probo.
Menurut Probo, koreksi yang dialami indeks masih wajar dan tidak mengganggu tren bullish. Pengalaman sebelumnya, indeks biasanya mengalami koreksi setelah menembus level tertinggi. Selama indeks tidak merosot di bawah 5.100, potensi reli penguatan masih ada.
Saham yang berpindah tangan hari ini sebanyak 7,5 miliar lembar saham senilai Rp 7,3 triliun dengan frekuensi 155,5 ribu kali transaksi. Sebanyak 95 saham menguat, 157 saham menguat, serta 125 lainnya stagnan. Asing mencatat pembelian bersih Rp 1,6 miliar.
Bursa Asia bervariasi hingga 17.00 WIB. Nikkei 225 menguat 0,13 persen, bursa Hong Kong melemah 0,54 persen, Strait Times melemah 0,30 persen, bursa Shanghai menguat 0,22 persen. Sementara bursa Korea melemah 0,07 persen dan bursa India susut 0,56 persen.
PDAT | M. AZHAR