TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian Kementerian Perindustrian, Teddy Sianturi, mengatakan tren impor mesin perkakas Indonesia terus menerus meningkat. Pengembangan industri mesin perkakas yang dimulai sejak tahun 1980 selalu kalah bersaing dengan produk asing.
“Kita memang belum bisa memproduksi sendiri, sementara serbuan produk asing terus menerus mengancam pasar dalam negeri,” katanya dalam seminar di pameran mesin perkakas dan pengerjaan logam MTT Expo di JIExpo Kemayoran, Rabu, 22 Mei 2013.
Berdasarkan data Kementerian Perindustrian, impor mesin perkakas Indonesia pada 2010 mencapai US$ 480 juta, sementara pada tahun tersebut ekspor mesin perkakas hanya mencapai US$ 100 juta. Pada 2011, ekspor mesin perkakas mencapai US$ 770 juta dan impor mencapai US$ 50 juta. Sampai Juni 2012, ekspor mesin perkakas mencapai US$500 juta sementara impor tidak sampai US$ 50 juta.
Teddy menyayangkan bahwa industri dalam negeri belum mampu memproduksi mesin perkakas padahal permintaan akan mesin perkakas cukup banyak. Mesin perkakas, kata Teddy, digunakan oleh banyak industri besar seperti industri komponen otomotif, komponen penerbangan dan aviasi, alat-alat pertahanan, komponen perkeretapian, komponen pembangkit listrik, dan industri barang konsumsi.
Menghadapi pasar bebas ASEAN, Teddy menilai bukan tidak mungkin industri mesin perkakas dalam negeri akan kembali kalah bersaing dengan Negara tetangga. Untuk itu, harus ada sektor dalam industri mesin perkakas yang dilindungi dan dikhususkan bagi pasar dalam negeri.
Misalnya, pemerintah memproteksi sektor jasa engineering, semua ini harus dilakukan oleh lokal, tidak boleh asing. “Ini harus dilakukan karena kalau tidak nilai impor tidak bisa ditekan.”
Selain itu, Kementerian Perindustrian juga memiliki rencana pengembangan industri mesin perkakas nasional. Beberapa rencana tersebut adalah pendirian dan pengembangan pusat pengembangan teknologi dan industri mesin perkakas, peninjauan kebijakan impor mesin perkakas, perluasan wilayah pasar dalam dan luar negeri, serta pelatihan bagi terciptanya tenaga kerja berkualitas.
“Pemerintah, juga aktif memberikan fasilitas tax holiday serta tax allowance agar banyak investasi mesin perkakas tercipta di dalam negeri,” katanya.
Ketua Gabungan Industri Alat-alat Mobil dan Motor, Hadi Suryadipraja, mengatakan industri otomotif sebagai salah satu pengguna mesin perkakas berharap bahwa pengembangan industri komponen otomotif terus berjalan agar industri otomotif Indonesia juga terus berkembang. “Kita harus memikirkan bagaimana mencapai industri otomotif yang kompetitif dan terus fokus pada pengembangan komponen,” katanya.
ANANDA TERESIA
Topik Terhangat:
Kisruh Kartu Jakarta Sehat | Menkeu Baru | PKS Vs KPK | Vitalia Sesha | Ahmad Fathanah
Berita Terpopuler:
KPK Telisik 45 Perempuan Penerima Duit Fathanah
Begini Cara Blokir Nomor Mama Minta Pulsa
Luthfi Panggil Darin Mumtazah `Mamah`
Tiga Pelajar SMP Gagalkan Pemerkosaan oleh Tukang Ojek
Dituding Ngemplang Pajak, Fuad Rahmany: Eko Bohong
Kala Jokowi Ajak Makan Siang Warga Waduk Pluit