Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Rumentang Siang Drenov, Pengelola Terancam Nganggur

Editor

Eni Saeni

image-gnews
Salah satu adegan pementasan teater
Salah satu adegan pementasan teater "Kasidah Cinta Al-Kubra" garapan Teater Senapati sutradara Rosyid E. Abby di Gedung Kesenian Rumentang Siang Bandung, Jawa Barat, Kamis (26/7). ANTARA/Agus Bebeng
Iklan

TEMPO.CO, Bandung-Rencana renovasi Gedung Kesenian Rumentang Siang, Bandung, oleh pemerintah provinsi Jawa Barat, membuat pengelola gedung terancam menganggur dan tak berpenghasilan selama 6 bulan. Pengelola yang berjumlah 11 orang itu bukanlah pegawai negeri atau kontrak, melainkan para seniman.

Sejak 2006-2007 lalu, mereka yang sudah tak diberi honor kerja oleh pemerintah daerah, hidup dari penyewaan gedung untuk acara seni dan budaya.Ketua pengelola Gedung Kesenian Rumentang Siang, Bandung, Tjetje Raksa Muhammad mengatakan, renovasi gedung itu semula direncanakan bulan ini. Namun jadwalnya diundur karena ada sanggahan dalam proses lelang pengerjaan.

"Sekarang gedung sudah tidak bisa dipakai, peralatan gedung juga sudah kami bereskan untuk dipugar," kata Tjetje saat ditemui Tempo di Gedung Kesenian Rumentang Siang, Bandung, Rabu, 22 Mei 2013.

Dia berharap, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan turun tangan mengatasi masalah 11 orang pengelola gedung kesenian milik pemerintah provinsi Jawa Barat itu yang terancam menganggur.

Selama 6-7 tahun ini, para pengelola mencari gaji sendiri lewat penyewaan tempat untuk acara seni dan budaya di gedung milik pemerintah provinsi Jawa Barat tersebut.

Rencana renovasi otomatis akan menghapus penghasilan per bulan yang berkisar Rp 500 ribu hingga Rp 1,2 juta per orang. "Kami bertahan selama ini agar seni dan budaya di Bandung tetap hidup," ujar Tjetje, 68 tahun, yang juga awak kelompok Studi Klub Teater Bandung itu.

Penghasilan tambahan anak buahnya yang sebagian besar seniman, seperti penyair, pemain teater, dan kru panggung, itu berasal dari kerja di tempat lain, semisal kelompok teater yang akan berpentas.

Kondisi ini mengundang keprihatinan puluhan seniman dan budayawan di Bandung, seperti Herry Dim, Mohamad Sunjaya, dan Jacob Soemardjo. Mereka berkumpul di Gedung Kesenian Rumentang Siang, Rabu, 22 Mei 2013, untuk membahas masalah pengelolaan gedung dan mencari jalan keluar atas nasib 11 orang pengelolanya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Setelah berdiskusi hampir dua jam, kelompok itu akan membentuk tim kecil dan menemui Gubernur Jawa Barat segera. "Dulu sangat jelas siapa penanggung jawab dan biayanya ketika dijabat Gubernur Solihin GP," kata aktor gaek Mohamad Sunjaya.

Salah seorang staf ahli Gubernur Jawa Barat, Dede Mariana mengatakan, jalan keluar jangka pendeknya, pengelola gedung bisa disertakan sebagai pekerja dalam renovasi gedung sehingga tetap mendapat penghasilan bulanan. Adapun status pengelolaan gedung dan pengelolanya bisa diusulkan sebagai Badan Layanan Umum (BLU).

Dengan berstatus BLU, kata Dede, Gedung Kesenian Rumentang Siang bisa tetap mendapat dana dari APBD dan mencari penghasilan sendiri. Jika usulan ini diterima Gubernur dan Biro Organisasi pemerintah provinsi Jawa Barat, status ini bisa jadi yang pertama dan bisa diterapkan ke gedung kesenian lain agar tak terbengkalai.

Gedung Kesenian Rumentang Siang didirikan 1975. Lokasinya bersebelahan dengan Pasar Kosambi. Gedungnya bangunan lama era 1930-an yang sebelumnya dipakai sebagai bioskop Rivoli.

Awalnya, penanggung jawab gedung dan pemberi biaya operasional yaitu Gubernur Jawa Barat dan Walikotamadya Bandung. Mulai 2003, pendanaan diberikan lewat Dinas Pariwisata dan Budaya Jawa Barat hingga 2006, dan dari pemerintah Kota Bandung sampai 2007. Setelah itu, pengelola gedung tidak lagi mendapatkan kucuran dana.

ANWAR SISWADI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Menjelajah Joyland Festival Bali 2024, Destinasi Wisata yang Inklusif dan Ramah Keluarga

53 hari lalu

Gapura Joyland Festival Bali 2024 di Peninsula Island, Nusa Dua Bali pada Jumat, 1 Maret 2024. TEMPO/Intan Setiawanty,
Menjelajah Joyland Festival Bali 2024, Destinasi Wisata yang Inklusif dan Ramah Keluarga

Berikut keseruan Joyland Festival Bali 2024 yang insklusif dan ramah keluarga dengan menghadirkan stan White Peacock hingga pilihan panggung musik.


Butet Kartaredjasa Kritik Pemprov DKI yang Naikkan Harga Sewa Gedung Pertunjukan

15 Januari 2024

Aktor Butet Kertaredjasa melakukan pertunjukan seni teater yang digabungkan dengan seni musik dan seni tari dengan lakon
Butet Kartaredjasa Kritik Pemprov DKI yang Naikkan Harga Sewa Gedung Pertunjukan

Seniman Butet Kartaredjasa mempertanyakan alasan kenaikan harga gedung pertunjukan di DKI Jakarta


Tak Ada Tema Kesenian dan Kebudayaan dalam Debat Capres-Cawapres, Begini Respons Budayawan dan Pekerja Seni

5 Desember 2023

Pasangan Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar, Ganjar Pranowo - Mahfud MD, dan Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka
Tak Ada Tema Kesenian dan Kebudayaan dalam Debat Capres-Cawapres, Begini Respons Budayawan dan Pekerja Seni

Lima tema debat capres-cawapres telah disampaikan KPU, tak ada tema soal kesenian dan kebudayaan. Begini respons budayawan dan pekerja seni.


Debat Capres-Cawapres Pilpres 2024 Tak Ada Tema Kesenian dan Kebudayaan, Akmal Nasery Basral: Kerugian Besar Bangsa Ini

5 Desember 2023

Akmal Nasery Basral. ANTARA
Debat Capres-Cawapres Pilpres 2024 Tak Ada Tema Kesenian dan Kebudayaan, Akmal Nasery Basral: Kerugian Besar Bangsa Ini

Sastrawan Akmal Naseri Basral memberikan catatan tak adanya tema kebudayaan dankesenian dalam debat capres-cawapres pada Pilpres 2024.


Pemerintah Bone dan Aparat Bubarkan Paksa Pementasan Seni Bissu

22 Agustus 2023

Ilustrasi Polisi Indonesia. Getty Images
Pemerintah Bone dan Aparat Bubarkan Paksa Pementasan Seni Bissu

Panitia menyebut Gubernur Sulawesi menyekal bissu sehingga penampilan seni monolog "Rindu Bissu" pun dilarang.


Sejarah Adu Domba Garut, Kesenian Tradisional asal Jawa Barat

4 Juli 2023

Domba peserta kontes Domba Catwalk di Situ Bagendit, Garut, Jawa Barat, 21 Februari 2015. Acara tersebut untuk mempromosikan Domba Garut sekaligus kawasan wisata Situ Bagendit. TEMPO/Prima Mulia
Sejarah Adu Domba Garut, Kesenian Tradisional asal Jawa Barat

Domba Garut yang memiliki ciri khas pada fisiknya sering diikut sertakan dalam kontes atau diadu. Inilah asal usulnya.


WM Mann Scholarship, Beasiswa Seni Pertunjukan di Skotlandia Khusus Mahasiswa Indonesia

24 Februari 2023

Pertunjukan seni teater
WM Mann Scholarship, Beasiswa Seni Pertunjukan di Skotlandia Khusus Mahasiswa Indonesia

Royal Conservatoire of Scotland dan WM Mann Foundation menawarkan beasiswa pascasarjana khusus mahasiswa Indonesia di bidang seni pertunjukan.


Seniman dan Guru di Bandung ini Gelar Pameran Tunggal Gambar Berjudul Dunia

20 Januari 2023

Karya gambar berjudul
Seniman dan Guru di Bandung ini Gelar Pameran Tunggal Gambar Berjudul Dunia

Dede Wahyudin, memajang 67 gambar ukuran kecil dan empat berukuran besar yang dominan berwarna hitam putih dalam pameran tunggal itu.


Jadi Ketum LASQI, Gus Jazil Bertekad Gairahkan Kesenian Islami

17 November 2022

Jadi Ketum LASQI, Gus Jazil Bertekad Gairahkan Kesenian Islami

Kesenian Islam di Indonesia memiliki potensi yang luar biasa besar


Masyarakat Kesenian Jakarta Minta Rencana Acara Musyawarah Versi DKJ Dihentikan

27 Oktober 2022

Pemain teater Syahid berperan dalam teater bertajuk
Masyarakat Kesenian Jakarta Minta Rencana Acara Musyawarah Versi DKJ Dihentikan

Masyarakat Kesenian Jakarta (MKJ) menilai musyawarah yang akan dilakukan Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) tidak sesuai dengan Pergub DKI