TEMPO.CO, Jakarta - Partai Keadilan Sejahtera belum membicarakan secara resmi rencana keluar dari koalisi partai politik pendukung pemerintah. PKS akan fokus terlebih dahulu pada polemik harga bahan bakar minyak.
"Apakah nanti akan dibicarakan, itu setelah ada kejelasan soal BBM ini," kata anggota Majelis Syuro PKS Refrizal saat dihubungi, Kamis, 23 Mei 2013. Namun Refrizal belum menyampaikan kapan waktu pembahasan sikap partai terhadap koalisi pemerintahan ini.
Refrizal menuturkan, apa yang muncul di media merupakan suara individu yang tidak mewakili partai. Menurut dia, apa yang disampaikan Fahri sah-sah dalam dinamika internal partai. Dalam rapat Majelis Syuro nanti, PKS akan melihat bagaimana aspirasi kader terhadap posisi mereka di pemerintahan. "Kami akan hitung, berapa orang yang sudah tidak sepakat di koalisi," ujarnya.
Wacana keluarnya PKS disampaikan oleh Wakil Sekretaris Jenderal PKS Fahri Hamzah. Fahri menilai gaya kepemimpinan SBY sudah tidak sejalan dengan partainya. Fahri juga merasa ada upaya politik dibalik pengungkapan kasus suap izin impor daging sapi yang menjerat petinggi partainya.
Hanya saja, mantan Presiden PKS Tifatul Sembiring menyatakan partainya belum memutuskan secara resmi wacana ini. Menurut Tifatul, rapat Majelis Syuro belum membahas keinginan partainya keluar sebagai pendukung pemerintah. PKS saat ini memiliki tiga jatah menteri di pemerintahan yakni Menteri Komunikasi dan Informatika, Menteri Sosial dan Menteri Pertanian.
WAYAN AGUS PURNOMO
Topik hangat:
Perbudakan Buruh | Harga BBM | Susno Duadji | Ustad Jefry
Baca juga:
Sering Mengingat Masa Lalu Bisa Sebabkan Insomnia
Jangan Anggap Sepele Insomnia
Cara Aman Atasi Gangguan Tidur