TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Sekretaris Jenderal Partai Keadilan Sejahtera, Mahfudz Siddiq mengatakan munculnya wacana dari sejumlah elite partai untuk keluar dari koalisi partai pendukung pemerintah didorong oleh sejumlah isu yang dinilai merugikan partai. Salah satunya adalah kasus korupsi impor daging sapi yang menyeret mantan Presiden PKS, Luthfi Hasan Ishaaq.
"Usulan ini lebih fokus pada bagaimana menyikapi perkembangan isu terkini dalam hal kasus LHI," kata Mahfudz di kompleks parlemen Senayan, Kamis 23 Mei 2013.
Menurut Mahfudz sejak awal, partai sudah sepakat untuk menyerahkan kasus hukum yang menyeret Luthfi pada proses hukum. Namun belakangan, partai justru merasa proses hukum sudah berjalan tak sehat. "Proses hukum ini diarahkan sedemikian rupa sehingga berdampak pada institusi kami."
Alasan lain, PKS merasa pemerintah tak terlalu mendengar suara partai koalisi dalam penetapan kenaikan harga BBM. PKS merasa, pemerintah hanya menggiring dan memanfaatkan partai pendukung pemerintah lainnya. Mahfudz merasa selama ini pemerintah melakukan kenaikan BBM dengan mengabaikan usulan-usulan dari partai lain.
Mahfudz membenarkan, wacana untuk keluar dari koalisi ini sudah mulai rutin dibahas di kalangan internal. Bahkan pada rapat Majelis Syuro pekan lalu, wacana ini sempat disampaikan dalam forum majelis, namun tak dibahas lebih lanjut.
Dia membantah menguatnya wacana keluar koalisi ini karena PKS sudah merasa tak nyaman lagi. "Ini bukan soal nyaman dan tak nyaman, tetapi memang ada kebijakan-kebijakan pemerintah yang ingin mengambil keuntungan sendiri." Meski begitu, Mahfudz memastikan hingga kini, belum ada keputusan resmi partai untuk keluar dari koalisi.
IRA GUSLINA SUFA
Hangat:
Kisruh Kartu Jakarta Sehat | Menkeu Baru | Vitalia Sesha | Ahmad Fathanah
Perlu baca:
EDSUS Jala Cinta dan Uang Fathanah
Inilah Daftar Aliran Dana Fathanah ke 45 Perempuan
PKS: VW Caravella Milik Luthfi, bukan DPP
Lutfhi Minta Fee Impor Daging Naik 100 Persen