TEMPO.CO, Jakarta -Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh mengatakan terlambatnya Ujian Nasional Sekolah Menengah Atas tidak berpengaruh pada hasilnya. Nuh menjelaskan, nilai rata-rata dan kelulusan di sebelas provinsi tidak berbeda jauh dengan daerah lain.
"Ujian Nasional di Sulawesi Selatan lulus 99,12 persen di tahun ini," ucap Nuh ketika ditemui di kantornya, Kamis, 23 Mei 2013. Angka ini tidak berbeda jauh dengan tahun sebelumnya yakni 99,91 persen. Sementara untuk tahun ini, jumlah kelulusan di seluruh Indonesia mencapai 1.573.036 siswa dari 1.581.286 peserta Ujian Nasional atau 99,48 persen.
Menurut Nuh, hasil ini membuktikan jika Ujian Nasional kemarin bisa dipertanggungjawabkan. Bahkan beberapa siswa dan sekolah di Bali berhasil meraih nilai tertinggi. Dia menuturkan, ujian nasional akan tetap dilakukan tahun depan.
Meski begitu, Nuh melanjutkan, ada 24 sekolah yang tingkat ketidaklulusannya mencapi 100 persen. Siswa dari 24 sekolah itu sebanyak 889. Nuh mengaku belum mengetahui letak ke 24 sekolah ini, termasuk dalam 11 provinsi yang terlambat atau tidak. Dia berjanji akan menyelidiki lebih lanjut penyebab kegagalan ini.
Anggota Badan Nasional Standar Pendidikan Jemari Mardapi mengatakan Ujian Nasional sebaiknya tetap dilaksanakan setiap tahun. Menurut dia, ini untuk memetakan kualitas sekolah dan lulusannya setiap tahun. "Nanti setelah diketahui akan dibina dan diperbaiki," ucap Jemari.
Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) mengaku tidak terkejut dengan hasil kelulusan Ujian Nasional yang mencapai 99,48 persen. Menurut Sekretaris Jenderal FSGI, Retno Listyarti, nilai ini merupakan upaya pemerintah untuk meredam kemarahan masyarakat akibat kisruhnya penyelenggaraan Ujian Nasional 2013.
"Kalau mau diluluskan 100 persen, pemerintah bakal malu," kata Retno ketika dihubungi. Bagi serikat guru, kata Retno, Ujian Nasional bak termometer rusak, tidak bisa mengukur suhu tubuh yang sesungguhnya. Ujian Nasional juga tidak mengukur kualitas pendidikan Indonesia yang sesungguhnya karena penuh dengan kecurangan.
Sebelumnya, Ujian Nasional SMA di 11 provinsi terpaksa mundur dari tanggal 15 April menjadi 18 April karena kendala teknis di percetakan. Sebelas provinsi tersebut adalah Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT), Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Bali, Sulawesi Utara, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, dan Gorontalo.
SUNDARI
Berita lainnya:
Fathanah: Luthfi Makin Dikasih Makin 'Gila'
PKS: VW Caravelle Milik Luthfi, bukan DPP
Twitter Dipo Soal Franz Magnis Dinilai Tak Pantas
Orangtua Darin Kenalkan Luthfi Hasan Sebagai Suami