TEMPO.CO, Naples - Legenda hidup Argentina dan Napoli Diego Armando Maradona menegaskan dia sangat siap bila Napoli menginginkannya menggantikan Walter Mazzari. Bagi Maradona, melatih Napoli merupakan sebuah mimpi yang jadi nyata.
"Tahukah Anda itu (menjadi pelatih Napoli) adalah mimpi bagiku," kata Maradona kepada Tuttonapoli.it yang dikutip Tribal Football, Kamis, 23 Mei 2013. "Ketika saya berada di Naples, terakhir kali, saya sudah menyatakannya, tapi kemudian Mazzari melakukannya dengan sangat baik, dan saya pasti tidak ingin menganggu pekerjaannya."
"Saya siap jika Napoli memanggilku. Saya katakan lagi: saya akan siap menjadi apapun di klub. Pelatih, manajer tim, bagi saya itu tidak ada bedanya," tambah Maradona. "Saya hanya ingin kembali bekerja di Naples dan untuk Napoli, mencoba membangunnya, mengucapkan terimakasih atas pengharagaan para fans, sesuatu yang sangat penting."
Bagi warga Naples dan fans Napoli, Maradona bukan hanya pencipta "gol tangan tuhan", tapi sudah menjadi "tuhan" itu sendiri. Pada 1984-1991 Maradona membawa Napoli mencapai puncak kejayaan yang belum pernah mereka raih--mungkin tak kan pernah bisa mereka ulang lagi.
Dua gelar Serie-A (1986/87 dan 1989/90), Copa Italia (1987), Super Italia (1990) dan Piala UEFA (1989) merupakan persembahan Maradona buat Napoli. Saking didewakan, Maradona dibuatkan patung di tengah kota Naples dan nomor punggungnya di Napoli, 10, dipensiunkan.
Sehari sebelumnya, Presiden Napoli Aurelio De Laurentiis menginginkan pengganti Walter Mazzari di San Paolo harus seorang yang benar-benar mencintai Naples sebagai kota, Napoli sebagai klub, Napoletanita sebagai suporter Napoli, dan Neapolitan sebagai identitas Naples. De Laurentis menyebut beberapa nama yang masuk daftar: Rafa Benitez, Manu Pellegrini, Di Matteo, Laurent Blanc, Didier Deschamps, dan pelatih Cagliari Luiz Diego Lopez.
Presiden Napoli juga sudah mengontak pelatih Borussia Dortmund Jurgen Klopp. Namun jawaban pelatih eksentrik asal Jerman tersebut nihil. "Saya juga mengontak Klopp dan berbicara dengannya, tapi dia berkata dirinya tidak bersedia sampai 2016," ujar De Laurentiis kepada La Gazzetta dello Sport, Rabu, 22 Mei 2013.
"Dia tidak harus merasa seolah-olah dia hanya 'tamu' di sini, kalau tidak, dia tidak akan merasa menetap di sini. Saya sudah melihat sekeliling. Saya telah mempelajarinya dekat-dekat, melihat permainannya. Saya siap berbicara dengan beberapa orang, seperti mengembangkan empati dengan pelatih berikutnya sangat penting," kata De Laurentiis.
De Laurentiis sama sekali tidak menyebut nama Diego Armando Maradona. Namun apabila De Laurentiis menginginkan pelatih yang mencintai dan dicintai Neapolitan, Maradonalah orangnya.
TRIBAL FOOTBALL | LA GAZZETTA DELLO SPORT | KHAIRUL ANAM
Baca juga:
Timnas Latihan 3 Hari Hadapi Belanda
Bendera Catalan, Corak Untuk Jersey Baru Barca
Boateng Sudah Teken Kontrak dengan Fulham
Mario Gotze Dipastikan Absen di Liga Champions
Calderon: Bale Rp 1 Triliun Lebih? Tak Masalah!