TEMPO.CO, Jakarta -Protes dari sejumlah kalangan di Tanah Air atas rencana pemberian World Statesman Award dari Appeal of Conscience Foundation (ACF) kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kembali direspons pihak Istana. Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Politik, Daniel Sparringa, menanggapi mereka yang menilai SBY mengabaikan intoleransi.
Menurut dia, SBY memiliki keprihatinan yang sama dengan sejumlah kalangan ihwal intoleransi di tengah masyarakat. "Presiden berpandangan bahwa semua kelompok yang berbeda faham dan keyakinan memiliki tanggung jawab yang sama untuk memelihara harmoni sosial," kata Daniel, Jumat, 24 Mei 2013.
Baca Juga:
"Semua orang hendaknya mencegah dirinya terlibat dalam pengabaian akan pentingnya menghormati keyakinan yang dimiliki kelompok lain," ia menambahkan. "Kesalingpengertian dan kesalingpenghormatan adalah norma dasar dalam masyarakat majemuk."
Daniel menjelaskan, intoleransi merupakan tantangan masyarakat majemuk dan harus ditangani melalui sebuah dialog yang setara. "Bukan dengan menyebarkan permusuhan dan kebencian," ujarnya.
Presiden SBY, ia melanjutkan, menegaskan kembali bahwa negara menjamin sepenuhnya kebebasan warga negara dalam menjalankan ibadahnya sesuai kepercayaan dan keyakinan masing-masing. "Adalah peran tokoh masyarakat dan agama untuk menyemaikan perdamaian dan kerja sama di antara kelompok yang berbeda kepercayaaan dan keyakinan."
Menurut Daniel, SBY akan senantiasa bekerja untuk memastikan diakhirinya segala bentuk intimidasi dan agitasi. "Termasuk yang melibatkan kekerasan, perusakan, dan penyerangan terhadap rumah ibadah, atau terhadap keselamatan harta dan jiwa penganutnya."
Meski tak selamanya upaya itu berhasil, Daniel mengatakan, SBY tidak akan pernah surut melakukan segala upaya untuk melindungi hak warga negara guna menjalankan ibadah dalam suasana aman dan terbebas dari rasa takut. "Presiden memerintahkan seluruh jajaran pemerintahan di pusat dan di daerah untuk menjalankan amanah undang-undang dan konstitusi dengan penuh tanggung jawab."
Selain itu, ia menambahkan, SBY juga telah menginstruksikan aparatur kepolisian untuk memberikan jaminan agar semua kelompok masyarakat bisa menjalankan ibadahnya masing-masing. "Polri harus mampu memelihara kemanan dan ketertiban umum, siang dan malam," ucap Daniel.
Sebelumnya, profesor bidang filsafat, Franz Magnis Suseno, protes atas rencana penganugerahan World Statesman Award kepada Presiden SBY. Franz Magnis mengirim surat keberatan ke Appeal of Conscience Foundation, lembaga yang menganugerahi hadiah tersebut.
Human Rights Working Group (HRWG) juga memprotes pemberian penghargaan untuk SBY. HRWG menilai pemberian penghargaan ini hanya untuk sensasi pribadi SBY dan kepentingan Appeal of Conscience Foundation.
PRIHANDOKO
Terhangat:
Kisruh Kartu Jakarta Sehat | Menkeu Baru | Vitalia Sesha | Ahmad Fathanah
Terpopuler:
PKS: VW Caravelle Milik Luthfi, bukan DPP
Twitter Dipo Soal Franz Magnis Dinilai Tak Pantas
Orangtua Darin Kenalkan Luthfi Hasan Sebagai Suami
KPK Sita Lagi Mobil Luthfi di PKS, Johan: Lancar