TEMPO.CO, Surakarta - Halaman seluas 10x15 meter persegi itu penuh dengan peralatan bengkel, perlengkapan las, dan mobil yang tengah diperbaiki. Bekas drum oli di sana-sini, tumpukan cat, mesin kompresor, dan mobil rusak campur jadi satu.
Namun hari ini, Ahad, 26 Mei 2013, bengkel milik Mulyadi di Kampung Nayu, RT 1 RW 30, Kelurahan Kadipiro, Kecamatan Banjarsari, Solo, itu disulap menjadi tempat pemungutan suara (TPS) 85 untuk pemilihan Gubernur Jawa Tengah periode 2013-2018.
Tidak ada peralatan yang dipindah. Semua perlengkapan pemungutan suara menyesuaikan kondisi bengkel. Misalnya, penerimaan calon pemilih dilakukan di atas tiga drum bekas oli yang berguna sebagai landasan. Sedangkan ketua kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS) melaksanakan tugasnya di dalam sebuah mobil jip tanpa kaca yang tengah diperbaiki.
Masyarakat menggunakan hak pilihnya di dua bilik yang disiapkan. Bilik satu ditempatkan di sebuah bak truk yang telah disiapkan tangga untuk naik turun. Lalu, bilik dua di dalam sebuah mobil rusak. Agar aman, kotak suara dan tinta diletakkan di atas sebuah drum bekas.
Tak ketinggalan, KPPS mengenakan perlengkapan layaknya mekanik yaitu memakai baju wearpack. Dilengkapi dengan kacamata pelindung khusus untuk mengelas.
Ketua KPPS TPS 85, Katimo, mengatakan ingin memberi kesan yang berbeda bagi masyarakat yang hendak memberikan hak suaranya di pilgub Jawa Tengah. "Kami sengaja memakai TPS bergaya bengkel agar masyarakat tertarik datang. Sehingga bisa mengurangi angka golput," ujarnya.
Dia mengaku TPS gaya bengkel sudah empat kali dilakukan. Pertama pada pemilihan presiden dan pemilihan legislatif 2009, lalu pemilihan wali kota Surakarta 2010, dan terakhir pilgub Jateng 2013. Menurutnya angka golput rata-rata 30 persen. "Itu pun karena ada warga yang tercatat di TPS Nayu, tapi orangnya sedang merantau ke luar kota atau luar negeri," kata dia.
Untuk pilgub Jateng 2013, tercatat 385 pemilih di daftar pemilih tetap. Salah seorang warga, Poniyem, mengaku lebih bersemangat datang ke TPS setelah mengetahui TPS dibuat bergaya bengkel. "Jadi penasaran ingin lihat. Ternyata memang unik," ujarnya, yang baru pertama kali mencoblos di TPS Nayu.
Warga lainnya, Ngatiman, menilai TPS gaya bengkel memberikan kesan berbeda. Dia merasa lebih enteng datang ke TPS untuk memberikan hak suaranya. "Tidak terasa suasana kaku. Lebih menyenangkan,"katanya.
UKKY PRIMARTANTYO
Baca juga Berita Populer Lainnya:
Eyang Subur Lepas Empat Istrinya
Fatin Disambut Seprei dan AC Baru
Ini 32 Anggota DPRD DKI Interpelator Jokowi
Lepas Empat Istrinya, Eyang Subur Tak Perlu Cerai
Majelis Ulama Aceh: Haram, Perempuan Dewasa Menari