TEMPO.CO, Jakarta--Ahli Geometanika dari Universitas Diponegoro, Dwiyanto Joko Suprapto menyatakan runtuhnya terowongan fasilitas pelatihan Big Gossan mestinya bisa diprediksi sebelumnya. Alasannya, setiap terowongan atau tambang bawah tanah memiliki stand up time alias usia operasional.
"Jadi memang harusnya sejak awal perencanaan hingga pelaksanaan, tim sudah mengetahui berapa usia dari sebuah terowongan atau tambang bawah tanah," kata Dwi kepada Tempo, Minggu, 26 Mei 2013.
Perhitungan jangka usia kemampuan dari terowongan atau tambang bawah tanah, menurut Dwi diketahui melalui struktur batuan yang ada di lokasi tersebut. "Termasuk struktur retakan tanah (crack) yang muncul, baik dari penampang retakan, luas bidang retakan, dan retakan terisi apa," ujar Dwi.
Bekas Kepala Jurusan Ilmu Geologi Universitas Diponegoro Semarang ini menyebutkan, kemunculan retakan tersebut merupakan hal yang alami terjadi. Oleh karena itu, biasanya retakan dipantau menggunakan extensometer.Extensometer adalah alat pendeteksi dan pengukur adanya pergerakan ataupun pergeseran permukaan tanah. "Gunanya untuk memberikan peringatan dini terhadap bahaya longsor atau runtuh," ujarnya.
Maka, dengan adanya alat tersebut, suatu pergerakan yang memungkinkan terjadinya longsoran bisa diketahui sebelum terjadi. Karena, extensometer bisa membaca gerakan retakan tanah yang cenderung lambat secara terus menerus. Termasuk runtuhan yang terjadi di fasilitas pelatihan Big Gossan. "Jadi tidak perlu sampai runtuh sudah bisa diramalkan," ujarnya.
Presiden dan CEO Freeport-McMoran Copper and Gold Inc. Richard C. Adkerson mengaku insiden runtuhnya pusat pelatihan pertambangan Big Gossan terjadi mendadak. Ia mengatakan belum pernah mengkalkulasi adanya kemungkinan terjadi runtuhan tersebut.
Kendati demikian, ia mengklaim fasilitas pelatihan tambang bawah tanah tersebut memiliki standar keamanan dan keselamatan yang tinggi. Ia menyatakan sepanjang sejarah 30 tahun Freeport melakukan operasional penambangan, kejadian seperti ini belum pernah terjadi.
"Kami tidak pernah mengharapkan ini bisa terjadi dengan melihat track record standar keselamatan PTFI yang paling baik dibanding pertambangan lainnya," kata Richard dalam press briefing Kamis lalu.
AYU PRIMA SANDI
Terhangat:
Darin Mumtazah & Luthfi | Kisruh Kartu Jakarta Sehat | Menkeu Baru | PKS Vs KPK | Vitalia Sesha
Baca juga:
Ahok Janji Selamatkan Aset Pemda di Tanah Abang
Ini 32 Anggota DPRD DKI Interpelator Jokowi
Digugat Pencabulan, Korban Potong 'Burung' Melawan
Pelaku Potong 'Burung' Ajak Muhyi Menikah