TEMPO.CO, Jakarta -Bumbu rempah asli Indonesia punya makna tersendiri di hati seorang Itang Yunasz. "Indonesia kaya dengan rempahnya sperti lada, kapulaga, kayumanis, jinten, cengkeh, jahe, jinten dan masih banyak lagi. Saya tertarik dengan kekhasan bumbu rempah ini menjadi karya untuk menyambut ramadan mendatang," kata Itang Yunasz usai acara jumpa pers yang ditemui Selasa siang, 28 Mei 2013 di Blok B Pasar Tanah Abang, Jakarta.
Itang yang mulai mengkhususkan diri sebagai perancang busana muslim sejak tahun 2000 menciptakan dua label Preview, label busana muslim pria dan Kamilaa, label busana muslim wanita yang merespon tingginya permintaan pasar busana ini. Ke dua lebel yang membidik pasar kalangan menengah ke bawah mendapat sambutan bagus dari masyarakat. Terbukti setiap mengeluarkan koleksi baru hanya dalam hitungan minggu desainnya tak hanya laku diserbu masyarakat.
Ada banyak pedagang yang meniru desain saya. Secara pribadi ini bukan masalah karena justru menantang saya untuk berkreasi dan mengembangkan ide-idebaru," kata Itang yang sangat meyakini Indonesia akan menjadi pasar dan pusat mode dunia untuk busana muslim.
Hari ini sebanyak 45 koleksi Preview dan 90 koleksi Kamilaa dalam tema peragaan berjudul Spice Trail: Festive to Ramadan. "Belajar dari pengalaman tahun lalu, saya memang curi start buat Ramadhan dan Idul Fitri. Subhanallah, sambutannya luar biasa."
Perancang yang pernah merlis album Heidy (1985), Klak Klik Kluk (1988), Selamat Malam Selamat Bobo (1989) dan Aku Cinta Padamu (1989) ini meyakini kekayaan aroma, rasa dan warna rempah yang ditemui dalam perjalanannya ke negeri-negeri seperti India, Maroko hingga Dubai menjadi inspirasi utama dalam koleksinya sekarang.
"Indonesia kaya dengan bumbu rempah. Begitu juga dengan negeri Timur Tengah yang menantang saya menyajikan aneka warna rempah menjadi rentang warna lebar seperti merah, biru, oranye dan hijau hingga warna nude, merah muda, toska dan kuning muda dalam koleksi kali ini."
Selain itu siluet yang ditawarkan bak aroma rempah yang kian memberi banyak pilihan mulai dari kaftan, kimono, jaket hingga baju kurung yang longgar tanoa siluet namun tetap terkesan melangsingkan.
"Pelanggan saya ada juga yang non muslim, tapi mereka bilang busana saya bisa dipakai untuk acara mereka ke beribadah, ke pesta dan menjadi gaun malam," kata Itang.
Untuk koleksi Preview Itang menghadirkan motif tenun Palembang, Padang dan Arabesque yang tersulam di bagian dada dan ujung lengan. Motif ini hadir dalam warna kontras, senad atau pun monokromatik yang nyaris tanpak seperti motif bahan itu sendiri. "Warna-warna rempah yang kaya secara cermat hanya dimunculkan sebagi aksen," kata dia.
Untuk koleksi Preview hadir berupa kopiah, songkok dan peci dengan warna dan motif yang dapat dipadupadankan dengan atasan dan celana. Koleksi celananya mulai celana kargo, jodhpurs, pareo, sarual, galembong hingga gaya celana batik. "Saat ini, pilihan busana muslim pria sudah mulai beragam tidak lagi monoton pada gaya celana panjang berpipa longgar dan baju koko."
HADRIANI P