TEMPO.CO, Jakarta--Kasus korupsi Simulator SIM dengan terdawkwa Inspektur Jenderal Djoko Susilo kembali menyeret anggota DPR. Ketua Panitia Lelang Simulator Ajun Komisaris Besar Teddy Rusmawan saat bersaksi untuk terdakwa Djoko di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta menuding anggota badan anggaran menerima Rp 4 miliar dari Djoko Susilo, Selasa 28 Mei 2013.
Empat bulan lalu, Majalah Tempo menurunkan laporan berjudul Minyak Angin Penangkal 'Masuk Angin'. Di kursi luar Kafe De Luca, juga di area parkir mal Plaza Senayan, Azis Syamsuddin duduk bersama koleganya, Bambang Soesatyo. Ajun Komisaris Besar Teddy Rusmawan, kepala panitia pengadaan simulator untuk ujian surat izin mengemudi, yang telah berkomunikasi dengan Azis, datang mendatangi mereka. Ia menyampaikan: “Kiriman ada di mobil.” Azis lalu meminta “paket” dipindahkan ke mobil yang ia tumpangi bersama Bambang, sedan hitam Mercy S-Class. (Duit Suap Djoko untuk DPR Diberikan di Parkiran)
Teddy memimpin proyek simulator mobil dan sepeda motor tahun anggaran 2011 senilai Rp 196,8 miliar. Ia beberapa kali menemani Kepala Korps Lalu Lintas Inspektur Jenderal Djoko Susilo menemui anggota Dewan Perwakilan Rakyat demi memuluskan pembahasan anggaran proyek ini. Transaksi di De Luca pada akhir 2010 itu merupakan bagian dari serangkaian lobi yang mereka lakukan.
Guna memperjelas pertemuan membahas anggaran simulator, Komisi Pemberantasan Korupsi mempertemukan Azis dan Teddy Rusmawan pada Kamis, 28 Februari 2013. Pada hari yang sama, komisi antikorupsi juga meminta keterangan Benny K. Harman, Bambang Soesatyo, dan Herman Herry.
Menurut seseorang yang mengetahui keterangan konfrontasi itu, begitu masuk ke ruang pemeriksaan, Teddy langsung menunjuk Azis Syamsuddin. “Pak Azis masih ingat saya?” katanya. “Iya, tapi kita bertemu di mana, ya?” Azis menjawab. Teddy meneruskan, “Kita bertemu di Plaza Senayan. Waktu itu saya mengantarkan uang untuk Pak Azis.” Azis menyangkal pernyataan Teddy.
Sepanjang dua saksi itu dipertemukan, menurut sumber yang sama, Azis terperenyak di kursi. Wajahnya kusut. Dua kancing teratas kemeja batiknya dilepas. Ia juga melepas sepatunya. Dari tubuhnya, tercium bau minyak angin. Sebelum bertemu dalam konfrontasi, politikus Golkar itu memang menggosokkan minyak angin. Ia kemudian menimpakan kesalahan kepada koleganya. Ketika dimintai konfirmasi soal ini, Azis meminta Tempo menanyakan kepada penyidik.
Anggota Dewan yang dituduh menerima sogokan pun ramai-ramai mengelak dengan menyebutkan proyek simulator tidak dibahas di Senayan. Alasannya, proyek ini dibiayai dari pos penerimaan negara bukan pajak. Mereka menyebutkan penggunaan pos ini tak memerlukan persetujuan DPR. “Sesuai dengan mekanisme, ketentuan itu melalui persetujuan Kementerian Keuangan, bukan DPR,” ujar Bambang Soesatyo.
Komisi Pemberantasan Korupsi memeriksa beberapa saksi mata sejumlah transaksi, dari sopir, ajudan, hingga anggota staf Korps Lalu Lintas. Bukti kartu parkir dan nota pembayaran juga sudah disita. Setelah semua selesai dikumpulkan, barangkali bukan hanya Azis Syamsuddin, para tertuduh lain pun memerlukan minyak angin. Simak lika-liku Simulator SIM di sini.
WIDIARSI AGUSTINA | SETRI YASRA | IRA GUSLINA | AYU PRIMA SANDI | SUBKHAN J. HAKIM
Topik terhangat:
Tarif Baru KRL | Kisruh Kartu Jakarta Sehat | PKS Vs KPK | Vitalia Sesha Fathanah
Baca juga:
Keganjilan Harta Jenderal Djoko
6 Nama Penting Seputar Djoko Susilo
Gaya Mewah Djoko Susilo, Nunun, dan Miranda
Bantah Berita Tempo, Djoko Susilo Takut Ditahan