TEMPO.CO, Jakarta -Manusia boleh saja berupaya menjelajahi luar angkasa, tapi dalamnya lautan belum khatam diselami. Agaknya Jakarta Fashion and Food Festival (JFFF) 2013, Jumat dua pekan lalu, sadar betul tentang kenyataan ini, sehingga menampilkan parade busana muslim bertajuk “Treasure of the Sea”.
Jeny Tjahyawati, yang mengawali pertunjukan, mengambil Chrysaora—salah satu genus ubur-ubur—sebagai sumber inspirasi koleksinya. Jadilah tudung transparan berbentuk jamur mengembung. Di tubuh, tunik yang bervolume dan berkerut melayang-layang lewat penggunaan bahan sifon, brokat, dan linen. Macrame (sejenis rajutan) yang menjuntai di dada dan punggung seolah menjadi tentakelnya. Palet warna putih dan gradasi toska muda—sewarna laut perairan dangkal—mendominasi koleksi Jeny.
Adapun perancang Lia Afif—lewat koleksi Reeforange Invasion—memilih bermain warna oranye terumbu karang, lengkap dengan hijau lumut. Di antara barisan gaun menjuntai berwarna lembut yang mendominasi koleksi para perancang—seperti Tuty Adib dengan two-tone perunggu—pilihan warna Lia ini lumayan menyegarkan. Cape, vest berukuran panjang dan pendek, membuat gamis-gamis panjang itu tak membosankan.
Sementara perancang lain sibuk menjaring ide dari dasar laut, perancang muda Dian Pelangi naik ke permukaan dan menjadikan para pelaut sebagai sumber inspirasi untuk koleksinya, yang bertajuk Sailorita. Seperti biasa, Dian mempertahankan bahan tye-dye warna-warni untuk atasan blazer dan jubah mandi yang dipadukan dengan celana berpipa lebar-runcing.
Tak hanya Dian, Alisa pun membayangkan laut sebagai tempat jatuhnya pelangi. Dia mengaplikasikan organza pada busana-busana berdetail payet dan ruffle bervolume. Gradasi warna pastel menjadikan koleksi Alisa yang glamor tak meninggalkan kesan feminin.
Meski tampak sukses, para perancang tampaknya lebih sibuk mengeksplorasi kekayaan laut agar busana mereka sesuai dengan tema ketimbang melahirkan koleksi yang mengejutkan. Boleh jadi pakem busana muslim memang sukar untuk diutak-atik. Tapi yang jelas, sayang sekali banyak deretan baju para model seolah “tenggelam” oleh menariknya warna-warni panorama pantai dan dasar laut di layar LED raksasa yang menjadi latar panggung.
RATNANING ASIH | AGOENG WIJAYA