TEMPO.CO, Jakarta - Terjadi peningkatan 7 persen jumlah produksi film Indonesia pada 2013. Dari periode Januari hingga pertengahan Mei 2013, ada 44 judul film Indonesia dirilis, dibanding jumlah film impor sebanyak 74 film. Pada tahun lalu, dalam periode sama hanya 40 judul film Indonesia dirilis.
Hal ini diungkapkan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Marie Pangestu dalam syukuran dan puncak perayaan Hari Film Nasional (HFN) ke-63 di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona, belum lama ini.
Ia menyebutkan, ada dua film yang memimpin di bioskop yakni, film drama Sang Kyai mengangkat kisah pejuang kemerdekaan dan pendiri Nahdlatul Ulama, KH Hasyim Asyari dan drama romantis anak muda Cinta Brontosaurus. “Film tersebut yang tadinya hanya dua layar menjadi banyak,” kata Marie.
Pada 2012, jumlah film dirilis ada 90 judul. Jumlah film membaik dibanding pada 2011 yang tidak begitu bagus jumlahnya. “Saya berharap jumlah produksi film Indonesia tahun depan bisa meraih target 100 film,” kata Marie.
Menurut Marie, tidak terasa, perjalanan perfilman Indonesia telah melewati masa 63 tahun, dengan suka duka dan pasang surutnya. Ia berharap perjalanan tersebut dapat menjadi bagian pengembangan industri film dengan mendorong peningkatan kualitas film, dan meningkatkan pemahaman film bagi masyarakat.
Ia menilai, dengan perjalanan waktu maka kualitas dan variasi tema yang diangkat menjadi cerita film mengalami kemajuan. "Banyak cerita film diangkat berdasarkan kisah nyata, seperti film Laskar Pelangi dan film Sang Kiai. Kisah-kisah ini akan memberi inspirasi penonton untuk bisa menjadi pribadi lebih baik," ujarnya.
Kekayaan alam, budaya dan sejarah Indonesia menjadi potensi dalam menggarap ide pembuatan cerita film. Ia mengatakan, sudah ada lima judul film Hollywood yang mau syuting di Indonesia.
Aktor Slamet Raharjo mengatakan, sebagai masyarakat film tetap aktif membuat film. “Kami melakukan setiap hari untuk hari film,” tegasnya. Ia berharap, ada bintang jatuh dari pemerintah yang memiliki langkah ke depan bagi film Indonesia. Aktris Christine Hakim lebih menyoroti soal pembebasan pajak bagi pembuat film. Ia yakin, pemerintah akan memberi perhatian besar kepada insan film.
EVIETA FADJAR